Kabupaten Bekasi – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda sektor industri di Kabupaten Bekasi, hingga awal Juli 2025. Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi, ratusan pekerja, khususnya di sektor manufaktur, terdampak akibat efisiensi, relokasi, hingga penutupan pabrik.
PT Sanken Indonesia Resmi Tutup
Salah satu perusahaan terdampak paling besar adalah PT Sanken Indonesia, yang menghentikan seluruh kegiatan produksi per 1 Juli 2025. Penutupan ini menyusul pemberitahuan resmi yang disampaikan perusahaan sejak awal tahun.
“Segala upaya telah dilakukan, termasuk mencari investor untuk mempertahankan operasional. Namun tidak berhasil, sehingga diputuskan untuk menutup pabrik,” ujar Sekretaris Disnaker Bekasi, Nur Hidayah Setyowati.
Ia menegaskan bahwa penutupan Sanken tidak berkaitan dengan kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) Bekasi.
“Baik Sanken, Yamaha, maupun Tokai Kagu tetap memberi kompensasi PHK di atas ketentuan normatif,” tambahnya.
451 Karyawan Sanken Terkena PHK
Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnaker Bekasi, Fuad Hasan, menjelaskan bahwa sektor manufaktur, terutama elektronik dan otomotif di kawasan MM2100, menjadi yang paling terdampak.
“Banyak perusahaan melakukan efisiensi hingga menutup pabrik. PHK massal terjadi karena tekanan bisnis global dan perubahan arah produksi,” jelas Fuad.
Di PT Sanken Indonesia, 451 karyawan terkena PHK, terdiri dari 447 pekerja tetap (PKWTT) dan 4 pekerja kontrak (PKWT). Surat PHK diterbitkan pada 8 April 2025 dan mulai berlaku pada 1 Juli 2025.
Pelatihan dan Penyaluran Kerja untuk Pekerja Terdampak
Meski melakukan PHK, Sanken tetap menunjukkan komitmen sosial. Perusahaan memberikan pelatihan pasca kerja bagi karyawan terdampak, meliputi pelatihan kewirausahaan, digital marketing, bahasa Jepang dasar dan pelatihan pembuatan bakso.
Selain itu, basis data keahlian tenaga kerja juga dibuat untuk disalurkan ke mitra kerja, vendor, atau perusahaan lain.
PHK Massal Juga Terjadi di Yamaha dan Tokai Kagu
Selain Sanken, PT Yamaha Musik Produk Asia juga menutup pabriknya pada Maret 2025 dan mem-PHK sekitar 200 pekerja. Sementara itu, PT Tokai Kagu merumahkan sekitar 180 pekerja sebagai dampak efisiensi bisnis.
Disnaker Fokus pada Rehabilitasi dan Peluang Baru
Disnaker Bekasi menegaskan upaya penyelesaian perselisihan industrial terus dilakukan, dimulai dari jalur bipartit, dan jika gagal, dilanjutkan ke mediasi tripartit.
“Fokus kami bukan sekadar mencatat jumlah korban PHK, tapi bagaimana menciptakan peluang baru agar mereka bisa bangkit dan mandiri,” ujar Fuad.
Disnaker juga telah menyiapkan strategi pemulihan, seperti pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri, pembinaan wirausaha baru dan kolaborasi dengan perusahaan dan lembaga pelatihan kerja.
Gelombang PHK ini menjadi tantangan serius bagi Kabupaten Bekasi yang dikenal sebagai pusat kawasan industri nasional.
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menciptakan solusi jangka panjang bagi ketenagakerjaan yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.