Jasa Marga Pastikan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama Siap Digunakan

Menjelang dipindahkannya transaksi di Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama Jalan Tol Jakarta – Cikampek pada 23 Mei 2019 pukul 00.00 WIB, Jasa Marga pastikan dua gerbang tol pengganti, GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama, siap layani pengguna jalan.

Hal ini terungkap dalam kegiatan kunjungan proyek GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama pada Senin (20/5/2019).

“Saat ini proses konstruksi di GT Cikampek Utama sudah memasuki tahap penyelesaian GT Satelit, sementara Main Gate sudah 100% bisa digunakan. Kami pastikan di 23 Mei 2019 pukul 00.00 WIB nanti, GT Cikampek Utama siap beroperasi untuk melayani transaksi pengguna jalan,” ungkap Raddy R. Lukman General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Selasa (21/5/2019).

Serupa dengan Raddy, AJ. Dwi Winarsa General Manager Jasa Marga Cabang Purbaleunyi mengungkapkan GT Kalihurip Utama yang masuk dalam wilayah Jalan Tol Purbaleunyi siap beroperasi untuk melayani transaksi pengguna jalan.

“Saat ini peralatan tol sudah terpasang semua,” tegas Dwi.

Progres proyek pembangunan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama secara keseluruhan, saat ini masing-masing telah mencapai 82,61% untuk GT Cikampek Utama dan 83,25% untuk GT Kalihurip Utama.

Untuk fungsi masing-masing gerbang tol, GT Cikampek Utama berfungsi sebagai GT bagi pengendara yang berasal dari/menuju Timur (Jalan Tol Cikopo-Palimanan), sedangkan GT Kalihurip Utama dapat digunakan bagi pengendara yang berasal dari/menuju Selatan (Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang dan Padalarang-Cileunyi).

Dalam kesempatan yang sama, Raddy memaparkan bahwa pemindahan transaksi dari GT Cikarang Utama ini merupakan bagian dari upaya untuk mengoptimalkan fungsi Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebagai jalan tol radial Jabotabek yang menuju ke arah Jakarta agar pergerakan lalulintasnya menjadi lebih lancar.

“Sebelumnya kita sudah mulai menghilangkan Gerbang Tol Barrier (Utama) di beberapa ruas jalan tol milik Jasa Marga, untuk mengurangi titik transaksi yang berpotensi menyebabkan antrean, sebagai implikasi dari integrasi ruas jalan tol, contohnya adalah Gerbang Tol Karang Tengah di ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Gerbang Tol Cibubur Utama dan Gerbang Tol Cimanggis Utama di Jalan Tol Jagorawi, GT Tembalang dan GT Manyaran di Jalan Tol Semarang Seksi A, B, C, serta GT Meruya Utama, GT Rorotan di Jalan Tol JORR, juga GT Pondok Ranji Sayap Arah Bintaro di Jalan Tol Jakarta-Serpong. Hasilnya cukup efektif untuk mengurai kepadatan yang ada di satu titik, inilah yang kami harapkan juga terjadi di Jakarta-Cikampek,” jelasnya.

“Jalan Tol Jakarta-Cikampek menjadi jalan tol radial Jabotabek terakhir, yang diubah sistem transaksi menjadi sistem terbuka seluruhnya,” tambahnya.

Sementara itu, Yayat Supriatna selaku Pengamat Perkotaan, pada lokasi yang sama menilai bahwa pemindahan GT Cikarang Utama ke GT Cikampek Utama dan GT Cikarut Utama merupakan cerminan dari kebutuhan akan percepatan transportasi ditengah pertumbuhan perkotaan yang sangat pesat.

“Di beberapa tahun terakhir ini kita bisa saksikan bahwa sudah banyak gerbang tol yang dibongkar, ini menunjukkan bahwa Jasa Marga mampu merespon tren kebutuhan percepatan transportasi perkotaan,” jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Tulus Abadi, Ketua Harian YLKI, yang menyampaikan bahwa pemindahan GT Cikarang Utama dianggap terlambat.

“Pergeseran Gate Cikarut ini agak terlambat, seharusnya sudah dilakukan sebelum konstruksi elevated toll di mulai, karena penbangunan tersebut bisa mengganggu lalulintas. Dengan pemindahan ini harusnya kinerja tol meningkat sehingga konsumen akan diuntungkan,” ungkap Tulus.

(MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *