Bekasi  

Sejumlah Siswa SMA 12 Bekasi Menolak Idiyanto Dimutasi

Sejumlah siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi menolak Idiyanto Muin dimutasi. Penolakan ini ditandai dengan aksi saat acara OSIS SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Rabu (13/2/2020).

Pantauan dilapangan, para siswa-siswi histeris mendengar adanya kabar mutasi atau pemindahan Idiyanto. Mereka menggelar aksi dengan menulis sejumlah kata-kata di poster dan spanduk.

Tulisan itu berupa “Kami Cinta Guru SMAN 12 Kota Bekasi yang Mendidik”. Adapula “Pak Idi Tidak Bersalah” dan “Korupsi yang Harusnya Keluar”, dari situ mereka juga berteriak yel-yel layaknya suporter sepak bola dengan mempertahankan Idiyanto.

“Kami suka guru yang mendidik, Pak Idi itu orang baik, Pak Idi enggak pernah ngambil duit kami,” celetuk salah satu siswi SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Rabu (13/2/2020).

Menurut sebagian siswi, Idiyanto dikenal baik, hal itu yang membuat mereka merasa kehilangan sosok Idiyanto. Karena demikian, ada harapan sebagian siswa-siswi agar Idiyanto tidak dimutasi ke sekolah lain.

“Pak Idiyanto itu baik banget, harapan kami Pak Idiyanto tidak dipindahkan ke sekolah lain,” timpalnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, Idayanto, Staff Wakil Guru Bimbingan Kesiswaan SMA Negeri 12 Kota Bekasi viral setelah memukuli lima siswanya. Video berdurasi 14 detik itu telah menyebar ke jagat maya.

Banyak yang mengecam aksi guru yang sudah mengabdi di SMA Negeri 12 Kota Bekasi sejak 2005 itu. Pasalnya, Iday memukuli lima siswanya secara bertubi-tubi.

Salah salah satu murid SMA Negeri 12 Kota Bekasi yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Idayanto terkenal “guru killer” atau menyebalkan di kalangan siswa setempat. Menurutnya, kekerasan Idayanto terhadap siswa bukan kali pertama sejak videonya viral pada, Selasa (11/2/2020) lalu.

“Pak Iday memang begitu suka marah-marah, guru nyebelin, seram juga. Banyak yang takut siswa,” kata pelajar berkelamin laki-laki ini kepada gobekasi, Kamis  (13/2/2020) di SMA Negeri 12 Kota Bekasi.

Ia bercerita, jika dikelas Idayanto menerangkan pelajaran layaknya guru biasa. Namun, jika murid di kelas melakukan kesalahan bukan saja dengan bimbingan, melainkan dengan kekerasan.

“Misalnya lempar pulpen, ya intinya tidak pakai mulut ada saja barang yang dilempar,” ungkapnya.

(FIR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *