Ditjen Linjamsos Pastikan Kualitas Sembako di Bekasi Aman

Kementerian Sosial memastikan jika pendistribusian Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang di distribusikan dalam program Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 di Kota Bekasi aman.

Hal itu terbukti ketika Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin bersama Sekretaris Ditjen Linjamsos MO, Royanimengecek kualitas sembako yang diterima warga RW 02 Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi.

Kepada Ketua RW dan pengurus RT setempat, Pepen menghimbau warga agar dapat langsung mengembalikan atau menukarkan sembako jika didapati sembako yang mereka terima memiliki kualitas produk yang kurang bagus.

“Ketika ada ketidaksesuaian (produk), sampaikan saja, nanti akan kami tindaklanjuti untuk segera diganti,” kata Pepen di Bekasi, Sabtu (30/5/2020) kepada wartawan.

Ia menjelaskan, item yang tidak sesuai dalam isi paket Sembako biasanya ada pada beras. Halnitu menurutnya lantaran beras bersifat variatif.

“Pertama, karena banyak suppliernya. Kedua, banyak kualitas beras yang berbeda, beragam di lapangan. Jadi, itu juga harus kita jaga, sepanjang beras itu sesuai dengan kualifikasi beras premium,” terangnya.

Namun, hal berbeda disampaikan salah seorang warga penerima sembako, Sri Mulyati (30), yang ditemui usai sembako diantarkan langsung ke rumah kontrakannya oleh Pepen. Nyatanya, sembako yang ia terima dalam kondisi bagus.

“Alhamdulillah sih, cukup. Menurut saya, yang sekarang mah bagus ya, kualitasnya bagus. Alhamdulillah, masih ada sih berasnya, masih cukup buat dua minggu sampai sebulan ke depan,” ujarnya seraya mungkapan terima kasih darinya untuk pemerintah,

“Ini bantuan dari Pak Presiden, Pak Jokowi, udah tiga kali (nerima), alhamdulillah lengkap, beras, mie instan, minyak, terima kasih atas bantuannya,” tambahnya.

90 Persen Warga Sudah Terima Sembako Tahap 3

Sementara itu, hampir 90 persen warga Sepanjang Jaya telah menerima Bansos sembako Presiden tahap ketiga yang disalurkan melalui Kementerian Sosial.

“Saya bisa pastikan warga yang betul-betul berhak sudah tercover bantuan dan tidak ada tumpang tindih penerima,” kata Ketua RW 02, Mansur Hidayat saat ditanya presentase penyaluran sembako di wilayahnya.

Pada tahap ini, ia memprioritaskan warga yang belum pernah menerima bantuan sama sekali.

“Yang belum pernah menerima apapun dibagikan dulu, baru mereka ada yang dapet double, rata-rata yang dapet double memang dari segi ekonomi mereka sangat membutuhkan,” jelas Mansur.

Mekanisme itu ia tempuh melalui musyawarah dengan warga.

“Apabila sembako yang datang mungkin (jumlahnya) agak besar, sudah ada kesepakatan dengan warga penerima bahwa itu akan dibelah,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan tidak adanya tumpang tindih yaitu kondisi dimana warga tidak menerima bantuan sebanyak dua kali dalam satu tahap yang mencakup bantuan sembako penanganan Covid-19 maupun bantuan reguler seperti PKH dan BPNT.

“Mereka kita tawarkan alternatif, kalau mereka (penerima bantuan PKH) terima (bantuan sembako), konsekuensinya nanti PKHnya dicabut. Jika bantuan (sembako) diserahkan ke orang lain atau dialihkan, ya artinya silakan PKHnya jalan terus,” paparnya.

Karena, kata dia, warga juga diberi pemahaman bahwa bantuan PKH adalah bantuan yang sifatnya rutinitas (reguler).

“Sementara bantuan sembako, baik dari pemerintah kota maupun pemerintah pusat, sifatnya hanya sementara akibat Covid-19. Dengan demikian, warga mengerti dan tidak ada keluhan,” pungkasnya.

(SHY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *