Bekasi  

Wali Kota Bekasi Klarifikasi Kasus Siswi Gagal Masuk SMPN: Bukan Warga Kota Bekasi

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto usai apel pagi, Senin (5/5/2025). Foto:: Ist
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto usai apel pagi, Senin (5/5/2025). Foto:: Ist

Kota Bekasi — Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, buka suara terkait kisah viral seorang siswi SD bernama Keimita Ayuni Putri Aiman yang gagal masuk SMP Negeri di Kota Bekasi.

Tri menjelaskan bahwa Keimita bukan warga Kota Bekasi, melainkan berdomisili di Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

“Ia mendaftar lewat jalur prestasi, tapi otomatis tertolak sistem karena bukan warga Kota Bekasi,” ujar Tri saat dikonfirmasi, Senin (7/7/2025).

Tri menyampaikan bahwa seluruh proses penerimaan siswa baru (SPMB) di Kota Bekasi telah dilakukan secara online dan transparan, sesuai petunjuk teknis.

Pendaftaran dibagi dalam beberapa jalur: zonasi, afirmasi, mutasi, dan prestasi. Namun, Keimita tak masuk dalam kategori mutasi atau domisili beririsan yang memungkinkan pendaftaran lintas wilayah.

Koordinasi dengan Gubernur dan Bupati

Kota Bekasi - Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Tri mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sempat menghubunginya dan meminta bantuan agar Keimita tetap bisa melanjutkan pendidikan di SMP Negeri.

“Saya sudah koordinasi dengan Pak Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang. Alhamdulillah, anak tersebut bisa didaftarkan di SMP Negeri 2 Setu melalui jalur zonasi,” jelas Tri.

Ia juga meluruskan narasi publik yang menyebut Keimita ditolak karena berasal dari keluarga tidak mampu atau orang tua pemulung.

“Narasinya seolah-olah anak miskin ditolak sekolah negeri. Faktanya, ini murni persoalan domisili dan teknis sistem zonasi, bukan karena status sosial,” tegasnya.

Penjelasan Dinas Pendidikan

Kota Bekasi - Pertemuan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang membahas persoalan aset hingga investasi yang masih tumpang tindih di kedua daerah.
Pertemuan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang membahas persoalan aset hingga investasi yang masih tumpang tindih di kedua daerah.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander, menambahkan bahwa data Keimita tercatat sebagai warga Kabupaten Bekasi, sehingga sistem SPMB Kota Bekasi menolak otomatis jika bukan jalur mutasi.

“Kalau warga Kota Bekasi dari keluarga tidak mampu, ada beasiswa Rp250.000 per bulan untuk bersekolah di SMP Swasta,” ujar Alexander.

Kepala SDN Sumur Batu I, tempat Keimita menempuh pendidikan sebelumnya, juga menyatakan bahwa pihak sekolah telah menjelaskan proses dan aturan SPMB kepada keluarga, yang akhirnya memahami dan menerima situasi.

Respon Pemkab Bekasi

Pemerintah Kabupaten Bekasi pun langsung menindaklanjuti. Kepala Diskominfosantik Kabupaten Bekasi, Yan Yan Akhmad Kurnia, mengonfirmasi bahwa Keimita masih bisa mendaftar SMPN lewat jalur domisili hingga tanggal 8 Juli 2025.

“Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi telah menyampaikan langsung kepada keluarga bahwa Keimita bisa masuk SMPN 02 Setu, sesuai data kependudukannya,” tegas Yan Yan.

Pemkab Bekasi menyatakan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan keluarga siswa.

Kota Bekasi - Keimita Ayumi Putri Aiman,
Keimita Ayumi Putri Aiman,

Sebelumnya, sebuah unggahan video media sosial (medsos) memperlihatkan seorang anak perempuan yang mengaku berasal dari Bantargebang, Kota Bekasi bernama Keimita Ayuni Putri Aiman curhat tidak diterima di SMP Negeri usai lulus dari SD.

Sembari mengenakan seragam SD yang khas berwarna putih dan merah itu, Ayuni mengatakan kalau dirinya juga meminta maaf kepada ibu dan ayahnya yang berprofesi sebagai pemulung karena tidak diterima di SMP negeri.

“Sata lulus SD dan saya bermimpi ingin sekolah SMP di bantargebang, nilai saya juga bagus, hanya orangtua saya jadi pemulung, dan apa yang aku alami sekarang aku gagal masuk sekolah negeri,” kata Ayuni di

Ayuni menjelaskan jika dirinya kemudian akan melanjutkan ke sekolah swasta namun perlu biaya yang ternilainya mahal, ia rela tidak akan melanjutkan Pendidikan.

“Sekiranya sekolah di swasta mahal, saya tidak apa apa tidak lanjut sekolah, pak dan bu jangan ragukan cita cita saya, karena itu akan selalu hidup,” tutupnya.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *