Wajib Tahu Nih, Buku Pemikiran Pendidikan KH.Noer Alie

  • Bagikan

Yayasan Mitra Insani meluncurkan buku berjudul “Pemikiran Pendidikan KH Noer Alie” di Literacy Coffee, Kali Abang Tengah, Kota Bekasi, pada Rabu, (27/1/2021).

Dalam buku yang di tulis oleh Al-Fathan, dijelaskan bahwa ulama kharismatik itu bukan hanya gigih melawan para sekutu.

Namun, milenial atau pemuda-pemudi kekinian dapat memetik buah pemikiran pendidikan mediang yang beken dikenal Singa Karawang-Bekasi itu.

Salah satu contohnya ialah terbangunnya Gedung Islamic Center yang ada di Jalan Raya Ahmad Yani, Kota Bekasi.

Fathan berkemuka, pasca perjuangan kemerdekaan, KH Noer Alie lebih fokus pada pembangunan pendidikan dan dakwah lewat majelis ta’lim.

Bagi beliau kata Fathan, sumber daya insani yang lahir dari satuan – satuan pendidikan di lingkungan perguruan Attaqwa yang beliau dirikan melahirkan manusia – manusia yang benar – benar pintar, bertaqwa, terampil, yang diharapkan dapat mengisi kemerdekaan dan pembangunan bangsa ke depan.

Menurutnya, itu satu bukti kalau KH Noer Alie adalah tokoh yang multi aksi.

Untuk mengenali pemikiran KH Noer Alie, kita harus berangkat dari dua dimensi, yaitu dimensi formal dan dimensi sosial.

Bedah buku yang dihadiri, Pengamat pendidikan Lukmanul Hakim, Ketua Umum Yayasan AT-Taqwa, Amin Idris dan di moderatori oleh Bayu Sulsitiawan berlangsung hangat.

Fathan berhasil menarik para peserta bedah buku untuk lebih intim mengenal jauh perjuangan KH Noer Ali.

Karena alasan demikian pula, Fathan mengajak para putra-putri daerah Kota Bekasi mendapatkan buku ini dengan segera.

“Jadi di saat ada orang yang datang ke Bekasi bertanya tentang KH Noer Alie mereka bisa menjelaskan,” kata dia.

Ia menyampaikan jika dalam buku yang ia tulis, banyak buah pemikiran KH Noer Ali yang dapat diambil dari filosofinya. Terlebih buku tersebut lebih condong kepada Epistemologi.

“Dari mana cara berfikir beliau, cara pandang beliau tentang dunia pendidikan, konsen beliau tentang ilmu itu lebih beliau utamakan dari pada terjun kepolitik, yang sebagaimana kita tahu bahwa beliau memiliki potensi kesana,” jelasnya.

Diskusi semakin menarik ketika Lukman Hakim alumni Attaqwa menimpali paparan Al Fathan. Menurut Lukman Hakim, salah jika orang berfikiran bahwa KH Noer Alie itu sekedar pejuang yang mendapat gelar pahlawan Nasional.

KH Noer Alie, selain pejuang dan pahlawan Nasional, ia juga seorang ulama, pendidik, organisatoris, politisi dan berfikiran moderat, imbuh Lukman Hakim.

KH Noer Alie itu lanjut Lukman Hakim, mengambil ilmu ke Muhammadiyah untuk mengelola pendidikan, itu sebabnya ia mendirikan sekolah di beberapa lokasi di Bekasi, sedang soal ubudiyah KH Noer Alie mengambil contoh ibadah dari NU.
Sedang untuk berpolitik ia mengambil Masyumi, tokoh politik yang dikaguminya M. Natsir dan Kasman Singodimejo.

Sukses bedah buku itu tak terlepas dari peran Amin Idris sebagai penggagas, perencana dan pelaksana.

Mantan wartawan Terbit ini sengaja membangun Literacy Coffee untuk tempat ngopi sekaligus untuk tempat bedah buku, dan diskusi.

Ia berharap kagiatan tersebut menjadi agenda rutin bulanan sehingga dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang mempunyai hobi sebagai penulis.

“Untuk itu teman-teman semua agar untuk tetap semangat dalam berdiskusi dan berkarya, serta jangan pernah membunuh karya yang jelek tetapi, sama-sama kita buat karya yang bagus tidak mati,” harap owner Literaccy Coffee ini.

Literacy coffee juga bukan hanya sekedar warung kopi tetapi, juga bisa mengadakan beberapa macam kegiatan yaitu, Launching buku, diskusi tentang tulis menulis, dan mengajarkan bagaimana cara menulis dan menjadi penulis yang baik.

Dalam waktu dekat ini, di Literacy Coffee sudah diagendakan dua bedah buku. Yang pertama buku, KH. Nurul Anwar, kini sedang proses cetak. Yang kedua, jelang puasa akan dibedah buku ” Orang Batak Berpuasa” Tulisan Baharuddin Aritonang, mantan anggota DPR dan BPK.

(YES)

  • Bagikan