Dinas Sosial Kota Bekasi, mengungkapkan wilayahnya menjadi sasaran pengiriman gelandangan dan pengemis (gepeng) dari tiga wilayah provinsi di Indonesia menjelang hari raya idulfitri.
“Para gepeng dan anak jalanan tersebut biasanya dikirim dari berbagai wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, juga Lampung,” kata Kepala Dinsos Kota Bekasi Junaedi, Kamis (16/5/2019).
Menurut dia, masyarakat penyandang masalah sosial itu saat ini mulai menyebar di sejumlah ruas jalan protokol utama di Kota Bekasi dengan harapan mendapat belas kasihan warga.
Jalan protokol itu antara lain di Jalan Ahmad Yani, Jalan KH Noer Alie Kalimalang, Jalan M Hasibuan, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Cut Meutia, Jalan Kartini, dan Jalan Chairil Anwar.
Dikatakan Junaedi, pihaknya saat ini mulai mengintensifkan razia terhadap anak jalanan serta gelandangan dan pengemis (Gepeng), dan waria jelang datangnya hari raya idulfitri.
Hal ini dilakukan demi mengantisipasi lonjakan kedatangan anak jalanan, gepeng, dan waria yang kerap terjadi setiap Ramadan.
“Sebagai wilayah yang paling dekat dengan ibukota Jakarta, Bekasi menjadi daerah strategis incaran mereka karena terlihat menonjol pertumbuhan ekonominya,” katanya.
Namun demikian, dia tidak memungkiri bahwa tidak sedikit juga anak jalanan dan gepeng asal Kota Bekasi yang masih berkeliaran meskipun telah berulang kali ditangkap.
“Paling banyak beredar di Kota Bekasi adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial dari berbagai daerah, sumatra, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kalau Kota Bekasi relatif sedikit,” katanya.
Menurut Junaedi, upaya antisipasi itu dilakukan dengan melibatkan aparat Satuan Polisi Pamong Praja untuk menyisir mereka di sejumlah tempat mangkalnya.
Mereka yang terjaring akan ditampung di Lingkungan Pondok Sosial Kementerian Sosial di Bulak Kapal, Panti Penjaja Seks Komersial Pasar Rebo, atau di rumah singgah Dinas Sosial di Vila 200 sebelum dipulangkan ke daerah asal.
“Yang agak sulit menindaklanjuti waria yang terjaring karena tidak ada tempat yang mau menampung,” katanya.
Junaedi menambahkan, pengintensifan razia menjadi satu-satunya cara yang dapat dilakukan Dinsos untuk mengantisipasi meningkatnya keberadaan para PMKS selama Ramadan.
“Sebab jika harus menahan masuk kehadiran mereka di Kota Bekasi akan jauh lebih sulit. Kami tidak tahu di mana biasa diturunkan dan kapan waktunya,” pungkasnya.