Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat berkeinginan mencari investor baru untuk mengelola Perusahaan Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang ada di Bantar Gebang.
Sebab, pengelola yang selama ini dipercayakan ternyata belum juga membuahkan hasil maksimal. Alhasil, pencarian investor baru akan dilakukan.
“Kami akan cari investor baru untuk mengelola sampah berbasis ramah lingkungan. Jadi nanti dua pengelola yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu,” kata Kabid Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Kiswanti, Rabu (14/8/2019).
Kiswanti menambahkan, PT Nusa Wijaya (NW) Abadi selaku pengelola yang sekarang tetap diberikan kesempatan untuk bisa menghasilkan listrik bertenaga sampah. Kesempatan ini akan dibatasi dengan batasan waktu yang tengah digodok.
“Batas waktu sampai kapan kesempatan ini masih kami bahas. Tetap mereka diberi kesempatan,” ujarnya.
Menurut dia, rencana mendatangkan investor baru masih menunggu hasil pembahasan perumusan tim.
Alasan mendatangkan investor baru karena mengacu Peraturan Presiden No 35 tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
“Itu yang menjadi kami harus cepat memiliki tekhnologi sampah sebelum akhir tahun 2019,” jelasnya.
Apalagi, PT NW Abadi, kata Kiswanti baru menghasilkan listrik dibawah 1,5 megawat saat uji coba pada 2 Agustus 2019. Bahkan, bahan bakar yang dipakai tidak sesuai kesepakatan awal.
Seharusnya, listrik yang dihasilkan mencapai 9 megawatt dengan pembakaran sampah sebanyak 1200 ton.
“Tapi nyatanya tidak demikian saat uji coba kemarin,” imbuhnya.
Alasan lain pemerintah daerah mencari investor baru, kata Kiswanti, bisa memproduksi sampah dalam skala besar. Minimal, sampah yang bisa dimusnahkan sebanyak 800 ton per hari dengan hasil listrik sebesar 19 megawatt.
“Mungkin PT NW Abadi bisa menggarap ke bagian yang kecil, sementara yang skala besar harus segera dihadirkan,” ujarnya.
Kiswanti mengaku, tidak bisa melakukan pemutusan kontrak secara sepihak. Untuk itu, pihak pengelola yang sekarang beroperasi masih diberikan dispensasi untuk segera memperbaiki kualitasnya dan menjalankan perjanjian kerjasama.
“Keberadaan investor baru juga sudah diketahui pemerintah pusat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan Kehidupan Perkotaan pada Tim Percepatan Penyelenggara Pemerintah dan Pembangunan, Benny mengatakan, investor baru rencananya didatangkan dari Asia juga.
Rencananya, pengelola baru itu akan fokus mengolah sampah menjadi listrik dalam skala besar.
“Jadi masing-masing pengelola sampah memiliki target yang berbeda,” ucapnya.
Dia menambahkan, kebutuhan industri listrik berbasis ramah lingkungan di Bekasi sangat mendesak. Itu yang menjadi alasan pemerintah daerah kembali membuka peluang investor baru datang.
“Karena Kota Bekasi termasuk daerah yang seharusnya memiliki industri listrik berbahan sampah,” ujar dia.