Pemerintah Kota Bekasi meminta kepada Kementerian Perhubungan untuk tidak membongkar terlebih dahulu penemuan bangunan kuno di proyek pengerjaan Double-Double Track (DDT) Stasiun Bekasi. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi, Tedy Hafni.
Pemerintah setempat berasalan ingin mengetahui lebih jauh penemuan bangunan cagar budaya untuk di teliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang ada di Serang, Banten.
“Kalaupun memang dibongkar karena kepentingan nasional, sudah ada poin-poin yang kita minta kepada pekerja DDT dan PT KAI serta Direktorat Perkeretaapian,” kata Tedy di halaman gedung DPRD Kota Bekasi kepada gobekasi.id.
Pertama kata Tedy, Pemkot Bekasi meminta kepada DDT apabila ada pembongkaran untuk memisahkan bangunan-bangunan kuno itu. Kepada PT KAI dan Direktorat Perkeretaapian pada Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah meminta agar dapat menyisipkan fakta sejarah pada proyek revitalisasi Stasiun Bekasi.
“Bisa dibuatkan museum kecil, atau bisa bangunan Stasiun Bekasi itu dilibatkan dengan penemuan itu. Misalnya jendela (kuno) bisa dipasang seperti dulu kala,” ujarnya.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Bekasi telah menyiapkan dekorasi apabila permintaan dikabulkan oleh Direktorat Perkeretaapian. Namun, untuk tata letak museum itu bisa diatur langsung oleh PT KAI atau Kemenhub.
“Tujuan kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat Kota Bekasi bahwa zaman dahulu itu ternyata ada lho peninggalan sejarah bangunan kuno seperti itu,” tutur Tedy.
Hanya saja, sampai saat ini Tedy masih menunggu keputusan Kemenhub dalam penemuan bangunan kuno itu. Rencananya, pada pekan depan Disparbud Kota Bekasi akan melakukan pembahasan oleh Direktorat Perkeretaapian.
“Nanti kami sampaikan setelah rapat, rencananya itu hari Selasa (18/8/2020) kita akan bahas. Nanti kita yang akan kesana,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, baru-baru ini Stasiun Bekasi menjadi perhatian setelah adanya penemuan bangunan dan benda kuno di bawah tanah. Tekstur bangunan itu terbuat dari bata merah yang telah kusam dengan tanah, benda-nya berupa jendela besar dari kayu pada umumnya, tempo dulu.
Bangunan dan benda kuno itu ditemukan oleh pekerja Double-Double Track yang dinaungi PT. Kereta Api Indonesia, Minggu (9/8/2020) akhir pekan kemarin. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Sejarawan Bekasi sudah mengetahui, tapi sampai sekarang masih menjadi misteri.
Struktur bata itu berbentuk melingkar seperti lorong. Adapun struktur bata itu berdiameter 2,5 X 2 Meter. Sejarawan Bekasi, Ali Anwar menduga Cagar Budaya gorong-gorong untuk mengaliri air.
“Itu seperti jalan tol pada umumnya, ada gorong-gorong di bawah jalan tol. Nah, sama ini rel kereta api dan mempunyai saluran air persis terowongan dimana pembuangannya airnya masuk ke parit sebelah stasiun,” kata Ali belum lama ini.
(FIR)