Bekasi  

Pemkab Bekasi Beri Bantuan 173 Ton Benih Padi ke Petani Korban Pasca Banjir

Petani di Kabupaten Bekasi
Petani di Kabupaten Bekasi

Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi telah mendistribusikan bantuan benih padi ke 18 Kecamatan di Kabupaten Bekasi secara bertahap.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Dodo menjelaskan, bahwa bantuan benih pasca banjir tersebut berasal dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Bekasi.

“Bantuan benih kita ambil dari dua sumber, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan program Peningkatan Intensitas Pertanaman (PIP). Namun bantuan dari APBD belum bisa kami gunakan sehingga program PIP yang kami jalankan terlebih dahulu,” ujarnya, pada Jumat (9/4/21) di Kantor Dinas Pertanian.

Mengingat beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi mulai memasuki masa setelah panen, Dodo menyebutkan, Dinas Pertanian telah berhasil mendistribusikan sekitar 173 Ton benih padi.

“Total ada 18 Kecamatan berikut yang relokasi, sudah kami distribusikan bantuan dari PIP dengan total sekitar 173 ton,” ujarnya.

Program Peningkatan Intensitas Pertanaman (PIP) sendiri adalah program dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP).

Bantuan ini juga menyusul penurunan pendapatan para petani, terlebih harga jual gabah di tingkat petani anjlok di kisaran Rp3.500 per kilogram akibat musibah banjir yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu.

“Jadi setelah panen, dimasukkan ke karung dan disimpan di gudang penyimpanan. Nah gudang itu kemudian kena banjir,” kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Nayu Kulsum.

Kondisi itu yang memaksa petani menjual hasil panennya dalam keadaan basah sehingga berakibat harga jualnya turun drastis. Di sisi lain jika petani ingin menjual dalam bentuk gabah kering, mereka harus mengeluarkan biaya operasional tambahan yang cukup besar.

“Jadi harus dikeringkan dulu di mesin oven, kalau mau begitu mereka keluar biaya lebih besar lagi untuk mengirim gabah ke lokasi jasa pengeringan gabah, di Karawang biasanya,” ucapnya.

Nayu mengatakan dalam kondisi normal petani menjual gabah kering seharga Rp4.200 per kilogram atau sesuai dengan harga pokok penjualan.

“HPP (Harga Pokok Penjualan) gabah saat ini berkisar di angka Rp4.200 sekilo, petani kita bisa merugi hingga Rp700 per kilogram,” ungkapnya.

Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi berupaya menjaga kestabilan harga gabah di wilayahnya. Salah satunya dengan meminta bantuan dari Tim Serap Gabah atau Sergab.

“Kami sudah bertemu Tim Sergab pada Selasa (6/4/2021), di situ ada Kementerian Pertanian, Bulog, PT Pertani dan perwakilan Bank milik Negara,” katanya.

Dari pertemuan itu, Kementerian Pertanian menyatakan bersedia membantu petani di Kabupaten Bekasi dengan menyerap gabah hasil panen secara maksimal agar turunnya harga tersebut tidak kembali terjadi di tingkat petani.

“Jadi tidak ada lagi harga gabah rendah di tingkat petani kita. Sudah langsung bergerak, Kementan sudah membeli seribu ton lebih dan masih akan bertambah,” katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Eem Embang Lesmanasari mengatakan Kabupaten Bekasi menargetkan mampu menjual ribuan ton gabah kepada pemerintah berdasarkan kesepakatan bersama dengan Perum Bulog dan PT Pertani.

“Target kami di 2.310 ton gabah, saat ini 1.200 ton gabah itu sudah dibeli Bulog. Melalui nota kesepakatan bersama ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas padi sekaligus menyejahterakan petani di Kabupaten Bekasi,” kata dia.

(ADV/ESH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *