Kota Bekasi — Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Faisal Syahrul, melakukan pemantauan langsung proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di SMAN 1 Kota Bekasi dan SMAN 3 Bekasi dalam rangka memastikan pelaksanaannya berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pemantauan nasional yang dilakukan Kemendikdasmen terhadap pelaksanaan SPMB di berbagai daerah.
“Kementerian berkomitmen memastikan setiap anak memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan bermutu. Tidak boleh ada praktik diskriminatif ataupun kecurangan dalam bentuk apapun,” tegas Irjen Faisal.
Dalam kunjungannya, Irjen menerima laporan dari pihak sekolah terkait kendala teknis pada hari-hari awal pendaftaran, termasuk gangguan sistem akibat tingginya lalu lintas pendaftar.
Namun, ia memastikan sistem telah kembali berjalan normal dan koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan.
Sebagai langkah pencegahan kecurangan seperti jual-beli kursi atau praktik titipan, Kemendikdasmen telah mengunci daya tampung sekolah melalui sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan mewajibkan sekolah untuk mengumumkan kapasitasnya secara terbuka.
“Jika ditemukan pelanggaran, sanksi akan diterapkan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Kemendikdasmen juga bekerja sama dengan KPK, Kepolisian, Kejaksaan, Ombudsman RI, dan Inspektorat Daerah untuk melakukan pengawasan ketat terhadap proses penerimaan.
Kepala SMAN 1 Bekasi, Anung Edy Purwanto, menjelaskan bahwa pihaknya membuka layanan pengaduan dan memberikan pendampingan teknis kepada calon siswa, termasuk dari luar daerah.
Ia menyebut hingga 13 Juni pukul 20.40 WIB, sekolah telah menerima 624 pendaftar, dengan daya tampung sebanyak 432 kursi, dan proses verifikasi sudah mencapai 50 persen.
Sementara itu, Kepala SMAN 3 Bekasi, Dedi Suryadi, menegaskan seluruh panitia dan operator telah menandatangani pakta integritas dan bekerja sesuai petunjuk teknis. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak percaya kepada pihak yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan.
“Kalau lolos, ya murni karena memenuhi kriteria, bukan karena koneksi,” tegasnya.
Menanggapi kecenderungan sebagian masyarakat yang hanya memprioritaskan sekolah negeri, Irjen Faisal menegaskan bahwa sekolah swasta yang terakreditasi juga memiliki kualitas yang baik.
Ia mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri agar tetap mendapatkan pendidikan yang layak.
Menutup kunjungannya, Irjen Faisal mengajak semua pihak — masyarakat, orang tua, sekolah, dan media — untuk menjaga integritas proses SPMB.
“Kami pastikan tidak ada anak yang kehilangan haknya untuk mendapat pendidikan bermutu. Keterbukaan informasi dan pemahaman alur seleksi adalah kunci keberhasilan,” pungkasnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
bohong… Di tingkat smp masih gk da respons. Padahal sudah di spill oknum yg terlibat
Bentuk kecurangan di jalur prestasi nilai rapor tidak sesuai dengan kenyataan. Diduga oknum terlibat smpn 16 bekasi dan sdn pengasinan 3 bekasi