Webinar Series Mitigasi dan Tanggap Bencana, LSPR Ajak Masyarakat Selalu Waspada

  • Bagikan
Peserta LSPR Peduli Proyek Kemanusiaan Mitigasi dan Tanggap Bencana
Peserta LSPR Peduli Proyek Kemanusiaan Mitigasi dan Tanggap Bencana

Dalam menghadapi bencana, ada tantangan yang dialami yaitu komunikasi dalam merespon dan menanggapi bencana. Tentunya mitigasi dan tanggap akan bencana merupakan hal penting yang perlu diketahui dan dikuasai oleh masyarakat dan generasi muda dalam menghadapi bencana alam dan non alam.

Oleh karena itu, LSPR melalui Program Studi Ilmu Komunikasi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR bersama dengan Departemen Kemahasiswaan bekerjasama dalam menyelenggarakan kegiatan Proyek Kemanusiaan – LSPR Peduli seri webinar dengan tema “Optimalisasi Peran Masyarakat dalam Mitigasi dan Tanggap Bencana Sebagai Wujud Nyata Bela Negara” pada tanggal 20 Agustus 2021 lalu.

Kegiatan ini merupakan bentuk perwujudan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2021.

LSPR PEDULI merupakan Proyek Kemanusiaan Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR. Program ini adalah rangkaian upaya yang dilakukan secara sistematis untuk menganalisis risiko-risiko dampak bencana ataupun krisis terhadap kehidupan dan penghidupan manusia.

Setelah berbagai upaya penanggulangan bencana dan aksi bakti sosial yang diadakan oleh generasi muda memiliki dampak yang baik dan nyata. Sistem program Proyek Kemanusiaan perlu selalu dilakukan secara fokus dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Webinar series ini dibuka oleh Wakil Rektor III, Taufan Teguh Akbari, menyampaikan Mahasiswa LSPR sudah terjun langsung ke lapangan berperan dalam mengedukasi masyarakat melalui LSPR Peduli Pendidikan.

Selain itu, Unit kemahasiswaan LSPR juga memiliki LSPR Rescue yang turun langsung membantu masyarakat untuk korban bencana alam dan non alam termasuk saat pandemik covid 19 ini. Ia menyampaikan harapannya,

“Kami berharap melalui serangkaian webinar LSPR Peduli ini, dapat memberikan gambaran untuk Mahasiswa sebagai agent of change untuk dapat terjun langsung membantu masyarakat,” kata Teguh.

Pemaparan pertama dalam webinar disampaikan oleh Bapak Abdoel Malik, Wakil Sekretaris Bidang Kemitraan dan Urusan Kemanusiaan Global, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang memberikan pandangan dan penjelasan materi tentang mitigasi bencana kepada audiens. Beliau menjelaskan,.

“Pada proses disaster risk management atau penanggulangan bencana, sudah membicarakan tentang response yakni bagaimana memberi bantuan yang baik, bagaimana kemudian memberikan eksistensi pendampingan dan pelayanan yang lebih tepat sasaran. Selanjutnya recovery, sudah membicarakan pembangunan pemulihan awal. Kemudian rehabilitation, lebih ke sesuatu yang tidak terlihat secara fisik dan reconstruction lebih bicara tentang membangun yang fisik,” katanya.

“Membangun kesadaran risiko bencana merupakan hal yang penting kepada siapa saja yang bertugas untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat yang berada di zona rawan bencana,” sambungnya.

Ia juga memberikan penjelasan tentang perbedaan antara mitigasi dan kesiapsiagaan. Pada mitigasi, sudah ada proses perencanaan atau pemetaan dan proses ini juga melihat bagaimana kita dapat melakukan perlindungan diri dari ancaman bencana.

Sedangkan kesiapsiagaan lebih membicarakan sistem peringatan bencana, bagaimana membangun saluran komunikasi yang ada saat bencana terjadi, dan juga melakukan pelatihan atau simulasi. Sehingga tidak hanya dapat diingat namun juga dapat masuk ke muscle memory yakni tubuh dapat merespon secara otomatis untuk kemudian langsung mencari tempat perlindungan seperti saat pelatihan.

Selanjutnya pemaparan yang terakhir pada seri webinar ini disampaikan oleh Ibu Endang Purwaningsih, selaku Kepala Subdirektorat Lingkungan Pendidikan Direktorat Bela Negara (Kasubdit Lingdik Dit. Bela Negara), Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), yang mewakili Bapak Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan KEMHAN RI), Mayjen TNI Dadang Hendrayudha.

Kata kunci pada pemaparan yang disebutkan oleh Ibu Endang yakni “mitigasi dan bela negara”. Ia menjelaskan bahwa, ”Mitigasi bencana berdasarkan Undang-undang Penanggulangan Bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.”

Ia melanjutkan, Salah satu ancaman terhadap keselamatan bangsa dan negara adalah ancaman bencana. Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa mitigasi bencana merupakan bagian dari manajemen bencana yang output nya adalah menyiapkan kesiapsiagaan yang dilihat dari aspek kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa dari berbagai ancaman.

Kesiapsiagaan juga membahas tentang kemampuan untuk mencegah munculnya ancaman hingga mampu untuk mengurangi besarnya kekuatan ancaman. Sehingga ketika ada ancaman, kita dapat mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana yang didukung dengan menyiapkan masyarakat.

Dalam perwujudan proyek kemanusiaan ini, untuk mendukung kemajuan-kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana dan krisis tentunya diperlukan komitmen yang kuat antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, lembaga usaha dan LSPR secara keseluruhan.

Sekilas LSPR

LSPR–Jakarta berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana yang terbagi menjadi empat konsentrasi yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management. Saat ini LSPR–Jakarta memiliki 20.000 lulusan serta sebanyak 6.536 mahasiswa dan mahasiswi aktif.

Data LSPR Career Centre menunjukkan tingkat serapan lulusan LSPR-Jakarta di dunia kerja mencapai 90% lulusan. LSPR Career Centre selain menyelenggarakan seminar dan pelatihan, menyediakan informasi lowongan pekerjaan, juga membantu menyalurkan alumni ke bidang pekerjaan yang mereka inginkan baik di dalam maupun luar negeri.

Sejak tahun 2002, LSPR selalu mendapat pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional dengan nilai A. Untuk program S1 LSPR telah mendapat pengakuan internasional dari lembaga akreditasi internasional yakni The London Chamber of Commerce and Industry Examination Board (LCCI) United Kingdom dan City and Guilds UK sedangkan untuk Program S2, LSPR menjalin kerjasama dengan Edith Cowan University Australia dan City and Guilds UK.

Pada 9 November 2016, LSPR telah menerima surat keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 345/M/KPT/2016 mengenai penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada lingkup program studi Ilmu Komunikasi. LSPR juga mendapatkan tiga penghargaan dari KEMENRISTEK DIKTI pada tanggal 30 November 2016 dengan predikat Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kelembagaan, Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kemahasiswaan dan Peringkat II di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Ketenagaan.

Kemudian LSPR bertransformasi menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR atau LSPR Communication & Business Institute berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor 1035/KPT/I/2019. Surat keputusan tersebut diberikan oleh Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T (Plt. Kepala Lembaga LLDIKTI Wilayah III) dan diterima oleh LSPR Manajemen pada Hari Selasa, 12 November 2019 di Kantor LLDIKTI Wilayah III Jakarta. LSPR kini menyelenggarakan 7 (tujuh) Program Studi, yaitu Ilmu Komunikasi Program Magister, Ilmu Komunikasi Program Sarjana, Ilmu Komunikasi Program Sarjana Program Pendidikan Jarak Jauh yang diselenggarakan di Provinsi Bali, Desain Komunikasi Visual Program Sarjana, Manajemen Program Sarjana, Pariwisata Program Sarjana, dan Bisnis Jasa Program Sarjana.

(AFY)

  • Bagikan