Bekasi  

Dinkes Kita Bekasi Bentuk Tim Khusus Pantau Perkembangan Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawaty
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawaty

Dinas Kesehatan Kota Bekasi telah menyiapkan tim khusus untuk ikut memantau perkembangan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang saat ini mengalami kenaikan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan bahwa tim khusus yang dibentuk itu meliputi beberapa unsur seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Pemerintah Kota Bekasi, dan Rumah Sakit yang ada di Kota Bekasi.

“Kita akan buat (tim khusus) dari sekarang sudah kita bahas, sekarang sudah dilakukan pembahasan dengan IDAI kami sudah bertemu dan berkoordinasi dengan IDAI tiga kali pertemuan,” kata Tanti Rohilawati, Kamis (27/10/2022).

Diungkapkan oleh Tanti bahwa pembentukan tim khusus ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Meski saat ini Pemerintah telah membentuk tim terkait penanganan kasus gagal ginjal akut itu, namun untuk persiapan dari tingkat kota, Dinkes Kota Bekasi lebih dulu mempersiapkan langkah awal termasuk menyiapkan tim khusus.

“Saya bilang apakah ini perlu dibuat tim khusus untuk kondisi-kondisi yang mungkin nantinya kita butuhkan. Tapi untuk sementara ini karena di pusat sudah ada pembentukan, jadi ya kita persiapan saja dulu,” katanya.

Saat ini Kementerian Kesehatan telah mendata ada 255 kasus gagal ginjal akut misterius. 

Jika merujuk pada jumlah penduduk yang ada, menurut Tanti jumlah tersebut masih cenderung kecil.

Walau begitu Pemerintah telah melakukan langkah-langkah terkait penanganannya.

“Sebetulnya ya memang sekarang sedang meningkat, meskipun dari jumlah penduduk sih masih dibilang sedikit tapi terlepas daripada itu kita sudah mengantisipasi dan melakukan regulasi baik ke masyarakat dan ke pelayanan kesehatan,” katanya.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga telah melakukan komunikasi dengan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Bekasi, terkait kesiapan fasilitas fasilitas yang ada. Meskipun memang diakui masih banyak kekurangan termasuk dokter anak.

“Tenaga dokternya kurang begitu juga dengan BHP yang memang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 2-3 bulan. Karena memang tidak ada di dalam negeri tapi adanya di luar negeri. Tapi hal-hal antisipasi saat ini sudah dilakukan oleh Pemkot Bekasi,” ujarnya.

“Sebetulnya ya memang sekarang sedang meningkat, meskipun dari jumlah penduduk sih masih dibilang sedikit tapi terlepas daripada itu kita sudah mengantisipasi dan melakukan regulasi baik ke masyarakat dan ke pelayanan kesehatan,” katanya.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga telah melakukan komunikasi dengan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Bekasi, terkait kesiapan fasilitas fasilitas yang ada. Meskipun memang diakui masih banyak kekurangan termasuk dokter anak.

“Tenaga dokternya kurang begitu juga dengan BHP yang memang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 2-3 bulan. Karena memang tidak ada di dalam negeri tapi adanya di luar negeri. Tapi hal-hal antisipasi saat ini sudah dilakukan oleh Pemkot Bekasi,” ujarnya.

Untuk diketahui, Dinas Kesehatan Kota Bekasi masih melanjutkan penyelidikan epidemiologi (PE), terkait kasus gagal ginjal anak di Kota Bekasi.

Dari hasil PE tersebut ditemukan anak di Kota Bekasi yang mendekati suspek gagal ginjal akut.

Kepala Dinas Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, menjelaskan bahwa sejak pihaknya mendapat laporan ada anak warga Kota Bekasi, yang tengah menjalani perawatan di RSCM Jakarta akibat menderita gagal ginjal akut, Dinas Kesehatan Kota Bekasi langsung mengirimkan tim untuk melakukan PE.

Diungkapkan oleh Tanti, hingga saat ini tim masih bekerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *