Wakil Ketua II DPRD Kota Bekasi, Faisal, menegaskan bahwa kekurangan tenaga pendidik di Kota Bekasi merupakan persoalan mendesak yang membutuhkan solusi nyata dan menyeluruh. Kota Bekasi saat ini kekurangan sekitar 2.600 guru dari tingkat SD hingga SMA.
Pemerintah Kota Bekasi telah menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam bentuk program relawan pengajar, namun Faisal menilai langkah tersebut hanya bersifat sementara.
“Program volunteer dengan UNJ mungkin solusi sementara, tapi jangan hanya bergantung pada satu kampus. Buka juga pendaftaran untuk warga umum yang ingin jadi relawan, lalu diseleksi oleh Pemkot,” ujar Faisal.
Ia menyarankan agar kerja sama diperluas ke universitas lain yang berada di wilayah Kota Bekasi, serta melibatkan masyarakat sebagai relawan pengajar. Faisal juga menyoroti pembatasan rombongan belajar (rombel) yang dinilainya justru memperparah persoalan pendidikan.
“Jika sekolah sanggup kelola 12 rombel, seharusnya diperbolehkan. Pembatasan rombel yang tidak fleksibel malah menimbulkan masalah baru,” tegasnya.
Lebih lanjut, Faisal mendorong Dinas Pendidikan untuk aktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian PAN-RB, guna membahas pembukaan Unit Sekolah Baru (USB) dan pengadaan guru.
“Ini bukan hanya tanggung jawab Pemkot, tapi juga Kemenpan sebagai pemegang kebijakan tenaga honorer,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu menekankan pentingnya solusi jangka panjang yang terstruktur, termasuk revisi regulasi yang membatasi perekrutan guru.
“Kita butuh solusi nyata, bukan sekadar tambal sulam,” tutup Faisal.
(Advertorial)
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.