Bekasi  

Kuasa Hukum Korban Dugaan TPPO di Bekasi Pastikan Organ Soleh Utuh

Orang tua Soleh menunjukan bagaimana paras anaknya yang meninggal di Kamboja. Foto: Ist
Orang tua Soleh menunjukan bagaimana paras anaknya yang meninggal di Kamboja. Foto: Ist

Kuasa Hukum Johny Tamalea, mengungkapkan organ tubuh Soleh, pria yang diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.

Kepastian itu didapat setelah petugas dari Dokkes menggelar ekshumasi makam Soleh di wilayah Kampung Dua, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jumat (9/5/2025).

“Kami bersama dengan tim atau perwakilan keluarga turut diperlihatkan tubuh almarhum Soleh Darmawan, bahwa kami telah melihat semuanya dalam kondisi baik, artinya organ tubuh lengkap,” kata Johny kepada wartawan, Jumat.

Dalam proses ekshumasi itu, kata Johny, luka yang disebut keluarga ada di pinggang merupakan luka biasa.

“Sementara hasil-hasil lain yang kini telah diperiksa oleh tim dokter, kami akan tunggu lagi,” tutur dia.

Ekshumasi Selesai, Polisi Bawa Sampel Organ Tubuh dari Jasad Soleh yang Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja

Terpisah, Kanit V Renakta Polda Metro Jaya AKP Andri Triputra mengungkapkan, pihaknya kini membawa sejumlah organ dari jasad Soleh.

Sampel itu diambil setelah ekshumasi makam Soleh di wilayah Kampung Dua, Jatisampurna, Bekasi Barat.

“(Yang dibawa) ada jantung, ginjal, paru-paru, darah, tulang dan lain-lain,” kata Andri.

Setelahnya, pihak Dokkes Polri akan meneliti organ tersebut dan selama kurang lebih dua minggu, hasilnya keluar lalu diumumkan ke publik.

“Petugas yang kami kerahkan antara lain dari RS Polri Kramatjati, Polda Metro Jaya dan kedokteran forensik,” tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Soleh (24), meninggal dunia setelah beberapa hari bekerja di Kamboja.

Sang ibu, Diana (43), yang tidak menyangka anaknya berpulang di negeri asing setelah sebelumnya berpamitan untuk bekerja di Thailand.

Diana menceritakan, awalnya Soleh meminta izin untuk bekerja di sebuah hotel di Thailand bersama dua orang yang dikenal dengan inisial S dan A.

Sebelum keberangkatan, Soleh memperpanjang paspor dan didampingi oleh S.

“Terus dia mau perpanjang paspor, ditemenin sama Kak S. Terus dia izin lagi, ‘Mak, mau ketemu sama orang yayasan di Tanjung Priok,’ ditemuin sama Kak S,” ungkap Diana dikutip Sabtu (29/3/2025).

Soleh akhirnya berangkat ke Thailand pada Februari 2025, diantar oleh S. Sesampainya di sana, ia sempat menelepon sang ibu, meminta agar tidak terlalu khawatir.

Namun, komunikasi mereka hanya berlangsung selama empat hari karena ponsel Diana mendadak rusak.

Pada 2 Maret 2025 malam, Diana menerima telepon dari teman-teman Soleh di Kamboja. Mereka mengabarkan bahwa Soleh sedang sakit. Diana sempat mencoba berkomunikasi dengan anaknya, tetapi tidak ada respons.

“Saya panggil, ‘Soleh, ini mama. Soleh, ini mama.’ Tapi dia udah nggak bisa jawab. Posisinya anak saya lagi duduk,” ujar Diana.

Diana juga sempat ditanya oleh teman Soleh soal kemungkinan riwayat kejiwaan anaknya, yang langsung ia bantah.

Keesokan harinya, 3 Maret 2025, Diana mendapat kabar bahwa Soleh telah meninggal dunia di Kamboja. Kabar ini datang dari seseorang berinisial K. Diana mengaku terkejut karena sebelumnya Soleh berpamitan untuk bekerja di Thailand, tetapi justru meninggal di Kamboja.

Jasad Soleh akhirnya tiba di Indonesia pada 15 Maret 2025. Diana menyebutkan adanya bekas luka pada tubuh anaknya, terutama di bagian perut sebelah kanan.

“Iya, ada luka di sininya (perut sebelah kanan),” kata Diana.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *