Kota Bekasi — Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Kota Bekasi, Misludin, menyatakan penolakannya terhadap rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), yang ingin menempatkan psikolog di sekolah-sekolah untuk menangani kenakalan remaja.
“Saya melihat belum perlu dan kurang setuju jika menempatkan psikolog di dalam sekolah,” kata Misludin, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, guru Bimbingan Konseling (BK) selama ini telah menjalankan peran penting dalam mendampingi siswa, mulai dari konseling, pembinaan karakter, hingga penanganan masalah psikososial.
Ia menilai, kehadiran psikolog tanpa kejelasan pembagian tugas justru dapat menimbulkan tumpang tindih peran.
“Ini bisa menyebabkan peran ganda dengan guru BK,” tegasnya.
Soroti Anggaran dan Peran Guru BK
Misludin juga mengkritisi beban anggaran yang akan muncul jika sekolah diwajibkan mempekerjakan psikolog secara mandiri. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak realistis diterapkan dalam kondisi anggaran pendidikan saat ini.
“Mempekerjakan psikolog di setiap sekolah tentu membutuhkan biaya signifikan, dan belum tentu tersedia dalam anggaran pendidikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa guru dan staf sekolah saat ini telah memiliki kapasitas menangani persoalan siswa, termasuk masalah emosional dan perilaku. Guru BK, menurutnya, sudah memiliki mekanisme rujukan ke pihak profesional jika kasus memerlukan penanganan khusus.
“Guru BK bisa merujuk siswa ke psikolog jika memang diperlukan,” jelasnya.
Fokus pada Penguatan Peran Guru BK
Alih-alih menghadirkan psikolog, Misludin menilai pemerintah sebaiknya mengoptimalkan peran guru BK yang sudah ada di sekolah. Salah satu bentuk dukungan konkret adalah memberikan porsi jam mengajar dan fasilitas kerja yang memadai.
“Setiap sekolah perlu memberikan waktu minimal satu jam kepada guru BK di tiap kelas,” sarannya.
Ia menegaskan bahwa yang lebih dibutuhkan sekolah saat ini adalah fasilitas kesehatan dasar, seperti klinik atau ruang UKS yang memadai, untuk membantu siswa saat mengalami gangguan fisik atau kondisi medis mendadak.
“Yang lebih diperlukan itu klinik di sekolah untuk membantu siswa jika sakit, bukan psikolog,” katanya.
Guru BK Dinilai Lebih Efektif untuk Pencegahan Kenakalan Remaja
Misludin menilai, pemberdayaan guru BK justru dapat memberikan dampak nyata dalam upaya pencegahan kenakalan remaja.
Dengan ruang dan waktu yang cukup, guru BK bisa menyampaikan berbagai materi penting di kelas, seperti fungsi layanan konseling, pencegahan bullying, pengembangan potensi siswa, hingga edukasi ramah anak dan kesehatan mental.
“Banyak hal yang bisa disampaikan guru BK di kelas jika diberi ruang yang cukup,” pungkasnya.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.