Siapa tidak tahu dengan Bekasi. Daerah yang sempat di olok-olok dengan sebutan ‘Planet Bekasi’ karena semrawut, banyak jalan berlubang, panas, tata kota tidak teratur, sampah, banjir, dan miskin.
Namun daerah bagian timur Ibu Kota DKI Jakarta ini rupanya mulai menunjukkan eksistensinya. Mulai dari pembangunan hingga budaya. Bahkan, budaya Bekasi khusunya Batik menjadi magnet Warga Negara Asing (WNA)
Buktinya, sebanyak 12 pemuda dari sembilan negara telah berkunjung ke Bekasi. Mereka menyambangi markas Komunitas Batik Bekasi (Kombas) sejak, Selasa (6/8/2019) hingga Jumat (9/8/2019) kemarin.
Di markas Kombas yang berada di Perumahan Margahayu Jaya, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, mereka melakukan aktivitas membatik.
“12 Pemuda WNA itu berasal dari negara Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Vietnam, Kamboja, India, Mesir, Estonia. dan Inggris,” kata Ketua Kombas, Barito, Sabtu (10/8/2019).
Barito menjelaskan, di markasnya para pemuda WNA itu mulai menggeluti aktivitas yang biasa ia dan rekan seperjuangannya kerjakan. Salah satunya, mereka membatik saputangan.
“Kami ajarkan mereka membatik, karena mereka ingin mengetahui bagaimana cara membatik. Apalagi pengakuan mereka Batik Bekasi menjadi perhatian lantaran unik dan elegan,” jelas dia.
Kedatangan mereka ke Kombas bertujuan untuk mengikuti program Aisec in Presiden University E-millenials. Ilmu yang mereka dapat di kota miniaturnya Indonesia ini, akan mereka perkenalkan di negaranya nanti.
“Tujuan mereka datang ingin mengetahui budaya, khususnya Batik Kota Bekasi, baik cara motif, sejarahnya, juga mereka belajar sedikit tentang cara membatik. Sekarang mereka sudah bertolak ke Presiden Universty Cikarang,” ujar Barito.
Barito sendiri merasa bangga disambangi pemuda dari WNA untuk mengetahui budaya Batik Bekasi. Sebab, jika berkaca dari pengalaman, perjuangan ia dan para rekan seperjuangan cukup panjang.
Kombas berdiri pada tahun 2009 setelah UNESCO menyatakan bahwa batik merupakan warisan budaya yang dimiliki Indonesia pada 2 Oktober 2009. Ada kabar itu, ia dan rekannya melakukan observasi untuk menggali informasi tentang batik di Bekasi.
Hasilnya ditemukan sekitar 11 pakem batik Bekasi. Yakni, bambu, teratai, rumah adat, bendo, penari adat, kecapi,ikan gabus, rawa, tugu yang ada di Jalan Agus Salim, tugu resolusi dan burung mandar.
Dari penemuan itu, ia mempunyai spirit perjuangan untuk memperkenalkan Batik Bekasi kepada masyarakat. Caranya yakni dengan menggelar fashion show dan lomba membatik.
Jatuh bangun ia dan rekannya menyosialisasikan Batik Bekasi. Sebab, dulu masyarakat masih belum meminati batik. Namun ia tetap gencar sosialisasi sampai lingkungan sekolah dan pemerintah setempat.
“Batik kini sudah digemari oleh warga Kota Bekasi. Bahkan masuk dalam produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Dan kami mempunyai 30 mitra UMKM di Kota Bekasi,” pungkasnya.