Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) mengaku telah terpilih menjadi daerah yang akan diberikan dana bantuan hingga triliunan rupiah.
Sekretaris Disperkimtan Kota Bekasi, Imas Amsiah mengatakan dana bantuan bank dunia itu diperuntukan untuk membangun instalasi pengolahan air limbah domestik terpusat (IPLT) di Kota Bekasi.
“Ada tiga kota yang terpilih yaitu, Kota Bekasi, Aceh dan Mataram dengan total bantuan sebesar Rp 5 triliun,” kata Imas kepada gobekasi, Rabu (30/10/2019) di kantornya.
Ia menjelaskan, dana sebesar itu nanti akan dibagi sesuai dengan kebutuhan kota masing-masing dalam membangun sistem pengolahan air limbah domestik terpusat.
Imas memproyeksikan jika Kota Bekasi akan dikucurkan hibah sebesar Rp 2 trilun. Dana itu nantinya untuk membangun sistem air pengolahan air limbah domestik terpusat di empat titik.
“DED (Detail Enginering Desain) nya kami sudah siapkan, empat titik yaitu di wilayah Rawa Pasung (Bekasi Barat), Lapangan Multiguna (Bekasi Timur), Rusunawa (Bekasi Timur) dan Duta Harapan (Bekasi Utara), lahan ini sudah PSU dan untuk luasnya nanti menyesuaikan,” ungkapnya.
Empat lahan itu dipilih dengan berbagai pertimbangan. Pihaknya telah melakukan riset elefasi tanah atau kemiringan tanah dan juga sesuai dengan kebutuhan jumlah penduduk.
Imas menjelaskan, sistem pengolahan air limbah terpusat ini nantinya dapat mengcover sleuruh limabah domestik yang ada di Kota Bekasi. baik dari kalangan rumah tangga, hotel, apartemen, restoran internasional maupun restoran lokal menengan kebawah.
Sebab, dalam temuannya, nyaris seluruh restoran yang ada di Kota Bekasi belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga banyak mencemari lingkungan terutama sungai-sungai yang ada di Kota Bekasi.
Juga berdasarkan data tahun 2018, masih terdapat 6.600 warga Kota Bekasi yang belum memiliki Septic Tank dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dengan dibangunnya IPLT ini nantinya diyakini mampu mengentaskan pencemaran lingkungan dari limbah domestik yang selama ini menghantui lingkungan masyarakat.
“Daya tampung satu IPLT yang akan dibangun ini dapat mengcover 30 ribu rumah warga, termasuk restoran maupun apartemen dan hotel. Di Kota Bekasi sendiri jumlah bangunan rumah penduduk terdapat sekitar 900 ribu lebih,” jelas Imas.
Kepala UPTD Pengolahan Air Limbah pada Disperkimtan Kota Bekasi Andrea Sucipto menambahkan bahwa progres pembangunan empat IPLT yang ada di Kota Bekasi dimulai pada tahun 2020 mendatang.
“Jadi pada tahun 2021 ditargetkan sudah beroprasi, ini kegiatan maraton yah. Nah sekarang dalam waktu dekat ini sedang ada proses lelang kontruksi oleh kementerian. Nanti jasa kontruksi itu sekaligus membuat desain dan mengopersionalkannya,”
Ia memastikan jika tidak ada dampak lingkungan yang akan dirasakan olerh masyarakat sekitar dengan dibangunnya IPLT.
“Karena kan kita sudah sosialisasikan juga. Dampaknya tentu tidak ada, kualitas air tanah tidak berdampak, dan bau juga tidak. Buktinya sudah ada dengan kami membangun sejumlah IPAL Komunal disejumlah titik,” ungkap Andrea.
Ketua Komisi I DPRD Kota Bekasi, Abdul Rozak menyambut baik adanya rencana pembanguanan IPLT. Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi kebutuhan bagi Kota Bekasi menuju zero limbah.
“Karena selama ini lingkungan kita tercemar oleh limbah rumah tangga dan rumah makan, mereka masih membuang limbah ke aliran sungai,” katanya.