Kapolres Bekasi Janji Tindak Tegas Preman Suhada yang Minta THR Paksa di Bantargebang

Tangkapan layar video klarifikasi preman Suhada asal Cikiwul, Kota Bekasi.
Tangkapan layar video klarifikasi preman Suhada asal Cikiwul, Kota Bekasi.

Polres Metro Bekasi Kota berjanji akan menindak tegas Suhada, seorang preman yang meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran secara paksa ke salah satu perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi.

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan langkah preventif dan penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana.

“Kami melakukan beberapa kegiatan, kegiatan preventif pencegahan dan kita lakukan penegakan hukum para pelaku yang melakukan tindak pidana,” kata Dani di Taman Plaza Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Kamis (20/3/2025).

Dani memastikan bahwa tim telah diterjunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memeriksa pihak-pihak yang mengetahui aksi Suhada.

“Kami sudah turunkan tim ke lokasi pada saat ada kejadian, anggota sudah di TKP,” ungkap Dani.

Namun, setelah diberikan Rp20.000, ia menolak dan bersikeras ingin bertemu dengan pimpinan perusahaan.

Kapolres Metro Bekasi Kota menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir aksi premanisme seperti yang dilakukan Suhada.

“Kami akan menindak tegas siapa pun yang melakukan tindakan premanisme atau pemerasan. Ini adalah bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” tegas Dani.

Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak takut melaporkan tindakan premanisme atau pemerasan kepada pihak berwajib.

“Masyarakat harus berani melapor jika ada tindakan yang meresahkan. Kami siap memberikan perlindungan dan menindak tegas pelakunya,” ujar Dani.

Insiden ini bermula ketika Suhada mendatangi salah satu pabrik di Bantargebang pada Senin (17/3/2025) untuk meminta uang.

“Dia minta (uang), dikasih Rp20.000, tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya. Dia di situ berempat (bersama rekan lainnya),” ungkap Kapolsek Bantargebang, Kompol Sukadi.

Aksi Suhada menjadi viral setelah sebuah video yang memperlihatkannya mengaku sebagai “jagoan” dari Cikiwul beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, pria berbaju merah itu terlihat marah saat surat yang dibawanya ditolak oleh perusahaan.

Suhada dengan percaya diri mengklaim bahwa tidak ada satu pun orang di Cikiwul yang berani melawannya. Namun, setelah videonya ramai diperbincangkan, ia justru dikabarkan melarikan diri ke wilayah Gunung Putri.

Polsek Bantargebang saat ini masih memburu keberadaan Suhada dan anggota ormas lain yang terlibat dalam insiden tersebut.

“Unit Reskrim datang ke TKP untuk mengecek, tapi yang bersangkutan sedang dicari keberadaannya untuk dimintai keterangan. Ini lagi dilacak,” kata Sukadi.

Kekinian, Suhada muncul dengan video klarifikasinya, ia membantah meminta THR dan mengklaim hanya mengajukan proposal bantuan beli takjil untuk dibagi-bagikan, meski mengakui sikapnya arogan karena proposal ditolak.

“Saya nama Sahada, alias Mang Ada, putra daerah Cikiwul, meminta maaf yang sebesar – besarnya karen a mengakus eorang jagoan Cikiwul, dan untuk security juga saya minta maaf yang istilahnya takut dengan saya. Saya minta maaf mohon dibuka pintu maafnya,” ujar dia.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *