Bekasi  

Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun, Dunia Berduka

Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir pada pukul 07.35 waktu setempat dalam usia 88 tahun.

Pengumuman resmi disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, dari Casa Santa Marta, Vatikan.

“Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ujar Kardinal Farrell, dikutip dari situs resmi Vatikan.

Riwayat Kesehatan dan Perjuangan Terakhir

Paus Fransiskus sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli sejak 14 Februari 2025, setelah mengalami bronkitis. Pada 18 Februari, dokter mendiagnosis beliau menderita pneumonia bilateral. Setelah dirawat selama 38 hari, ia pulang ke Casa Santa Marta untuk menjalani pemulihan.

Masalah pernapasan telah lama menjadi bagian dari riwayat kesehatan Paus. Pada tahun 1957, saat masih muda, ia menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru di Argentina. Seiring bertambah usia, Paus sering mengalami gangguan pernapasan, bahkan sempat membatalkan kunjungan ke UEA pada 2023 karena radang paru-paru.

Permintaan Terakhir: Pemakaman yang Sederhana

Pada April 2024, Paus Fransiskus menyetujui edisi terbaru Ordo Exsequiarum Romani Pontificis—panduan liturgi pemakaman kepausan—yang memuat beberapa pembaruan penting. Salah satunya, penentuan kematian dilakukan di kapel, bukan di ruangan tempat wafatnya, dan jasad langsung ditempatkan dalam peti mati.

Menurut Uskup Agung Diego Ravelli, Paus Fransiskus secara pribadi meminta agar upacara pemakamannya disederhanakan, mencerminkan hidupnya yang penuh kerendahan hati.

Pesan Paskah Terakhir: Seruan Damai untuk Gaza

Sehari sebelum wafat, Paus menyampaikan pesan Paskah yang dibacakan oleh ajudannya dari balkon Basilika Santo Petrus. Dalam pesannya, Paus Fransiskus menyoroti penderitaan rakyat di Gaza dan mendesak gencatan senjata serta pembebasan sandera oleh Hamas. Ia juga mengecam peningkatan antisemitisme global.

“Saya menyampaikan kedekatan saya dengan penderitaan rakyat Israel dan Palestina. Hentikan peperangan, bebaskan sandera, dan bantu rakyat yang kelaparan demi masa depan yang damai,” seru Paus dalam pesan tersebut.

Ucapan Belasungkawa dari Indonesia

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, turut menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Ia mengenang Paus sebagai sahabat dekat dan tokoh yang berjasa dalam membangun dialog antaragama.

“Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin dalam pernyataan tertulis.

Nasaruddin menyoroti hubungan baik antara Indonesia dan Vatikan, khususnya saat Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal dan menandatangani Deklarasi Istiqlal pada 5 September 2024. Ia menyebut Paus sebagai sosok yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan perdamaian lintas iman.

“Semoga kerja sama yang telah dirintis dapat kita lanjutkan sebagaimana telah disepakati,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada umat Katolik untuk tetap bersabar dan mendoakan Paus.

“Kami semua, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia, mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus.”

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *