Kementerian Pertanian (Kementan) beserta jajarannya dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) mulai melakukan pengamanan pertanaman di Kabupaten Bekasi.
Hama wereng batang coklat yang dikenal dengan WBC mulai menyerang pertanaman padi di tiga kecamatan Kabupaten Bekasi. Diantaranya, Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru.
Tim Kementan dari pusat sampai petugas lapangan bergotong royong mengendalikan serangan hama WBC di Kabupaten Bekasi agar serangannya tidak meluas dan petani bisa panen.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan menghimbau seluruh jajaran perlindungan tanaman dari pusat sampai tingkat lapangan untuk waspada dan meningkatkan pengamatan OPT.
Tim juga diminta bersiap melakukan tindakan antisipasi pengendalian pada Bulan Januari-Februari yang merupakan puncak serangan OPT.
Dia mengaku telah menyampaikan ke seluruh jajaran perlindungan tanaman pangan agar lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan, waspada, dan gerak cepat untuk melakukan tindakan pengendalian OPT sesegera mungkin.
Menurutnya, hal ini agar kejadian serangan OPT seperti wereng coklat ini tidak meluas dan mengganggu produksi padi.
“Kami juga sudah menugaskan staf Ditlin TP untuk berkoordinasi dengan petugas lapangan, Dinas Pertanian, Pemerintah Desa serta Babinsa agar dapat melakukan upaya-upaya pengendalian serangan WBC secara cepat, efektif dan dan efisien,” kata Edy, Rabu (3/2/2021).
Lebih jauh, jelas Edy, sarana pengendalian OPT seperti pestisida, baik pestisida biologi maupun pestisida kimia saat ini sudah tersedia dan tersebar di gudang-gudang Brigade Perlindungan Tanaman (BPT).
Sarana tersebut dipersilakan untuk digunakan seoptimal mungkin dalam mengendalikan serangan OPT yang ada di wilayah masing-masing. Permintaan bantuan pestisida diusulkan berdasarkan rekomendasi petugas POPT agar lebih tepat dan tertib administrasi.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan dukungannya dalam rangka penanganan serangan OPT.
“Petugas POPT dan Penyuluh Pertanian di lapangan beserta jajaran dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk terus berkoordinasi dengan jajajaran kami di Pusat dan bersama-sama mengawal pengamanan produksi padi saat ini dari serangan hama WBC hingga panen,” ungkapnya.
Pernyataan Suwandi tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan pestisida menjadi prioritas dalam rangka mengawal produksi tanaman pangan.
Semua jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian, seperti serangan hama WBC saat ini dengan memaksimalkan kegiatan perlindungan tanaman untuk menjaga dan mengamankan produksi pangan nasional.
Langkah strategis juga diambil Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Wilayah II Subang-BPTPH Jawa Barat, H. Iduk. Dengan cara mendekatkan bantuan sarana pengendalian ke lokasi serangan.
Hal ini dimaksudkan agar tindakan pengendalian dapat lebih cepat dilaksanakan tanpa harus menunggu bantuan pestisida tiba.
H. Iduk juga menginstruksikan kepada semua petugas POPT di wilayah Bekasi untuk lebih mengintensifkan pengamatan OPT di wilayah kecamatannya masing-masing.
“Sarana pengendalian WBC di wilayah Kabupaten Bekasi sudah kami distribusikan ke masing-masing kecamatan. Di samping untuk mengendalikan WBC di kecamatan yang sudah terserang, kami juga kirimkan pestisida biologi sebagai langkah preemptif untuk mengantisipasi migrasi WBC di kecamatan yang lain. Bagi beberapa wilayah dengan populasi WBC yang masih rendah, petani dapat menggunakan pestisida biologi untuk mengendalikannya,” paparnya.
(FIR)