Proyek pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) di pantai utara Jakarta, yang membentang dari Banten hingga Bekasi, diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp123 triliun.
Proyek besar ini, yang bertujuan untuk mengatasi ancaman banjir rob dan penurunan permukaan tanah, membutuhkan partisipasi investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, karena tidak dapat sepenuhnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan hal tersebut dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024 di Jakarta, Minggu (1/12/2024). AHY menekankan bahwa biaya sebesar itu tidak mungkin hanya bergantung pada anggaran negara.
“Biayanya untuk delapan tahun itu kurang lebih Rp123 triliun, tidak mungkin dari APBN saja. Oleh karena itu, kehadiran investasi yang kuat dan kredibel sangat diperlukan untuk mewujudkan proyek ini,” ujar AHY.
Dia juga menyebutkan bahwa pembangunan tanggul ini tidak hanya berkaitan dengan struktur fisik, tetapi juga melibatkan perbaikan sanitasi dan normalisasi sungai.
Pembangunan tanggul laut ini akan menjadi bagian dari proyek infrastruktur jangka panjang untuk melindungi kawasan pesisir utara Jakarta dan sekitarnya, yang saat ini menghadapi ancaman banjir rob dan penurunan permukaan tanah yang terus berlangsung.
Di Muara Baru, misalnya, penurunan tanah mencapai 10 cm per tahun, yang membuat tanggul setinggi 4,8 meter yang ada saat ini diperkirakan kehilangan efektivitasnya pada 2033.
“Setiap tahun tanah turun kurang lebih 10 cm, dalam 10 tahun berarti 1 meter. Tanggul yang sudah dibangun dan sedang dilanjutkan, tingginya 4,8 meter, diperkirakan pada 2033 sudah tidak efektif lagi. Maka, perlu dibuat tanggul yang lebih tinggi,” tutur AHY.
Proyek ini tidak hanya mencakup wilayah Jakarta, namun juga akan meluas hingga ke daerah Pantura seperti Kendal, Semarang, Kudus, dan Jawa Timur. Prioritas utama pada tahap awal adalah pembangunan tanggul sepanjang 40 kilometer di pantai utara Jakarta, dari Banten hingga Bekasi.
Selain pembangunan tanggul, AHY juga menyoroti pentingnya langkah mitigasi lainnya, seperti penyediaan pasokan air bersih dari sumber-sumber seperti Jatiluhur dan Krayen, serta perbaikan sanitasi dan normalisasi sungai yang akan menjadi bagian integral dari proyek ini.
Pembangunan ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat pesisir Jakarta dengan memperbaiki infrastruktur vital lainnya.
“Jadi banyak pekerjaan infrastruktur dari ujung ke ujung dan tidak bisa hanya pemerintah pusat. Peran pengusaha dan investasi sangat dibutuhkan dalam proyek ini,” tutup AHY.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.