Banjir Besar di Kota Bekasi Rusak Ratusan Sekolah, Kerugian Capai Rp23,5 Miliar

Kondisi SMAN 21 Bekasi pascabanjir, Kamis (6/3/2025). Foto: detikcom
Kondisi SMAN 21 Bekasi pascabanjir, Kamis (6/3/2025). Foto: detikcom

Dunia pendidikan di Kota Bekasi ikut terdampak parah akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut pada 4 Maret 2025 lalu.

Ratusan sekolah dari jenjang TK hingga SMP mengalami kerusakan, dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai Rp23,5 miliar.

Sementara itu, anggaran tanggap darurat yang diajukan pemerintah kota baru mencapai Rp3,6 miliar, jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk pemulihan penuh.

Warsim Suryana, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana sekolah yang rusak mencakup meja, kursi, lemari, serta alat elektronik yang berada di lantai dasar sekolah-sekolah terdampak.

“Kita sudah mengajukan dana tanggap darurat sebesar Rp3,6 miliar, yang diprioritaskan untuk pengadaan meubelair, peralatan elektronik, dan buku pelajaran,” ujar Warsim, Kamis (13/3/2025).

Namun, jumlah anggaran tersebut masih jauh dari total estimasi kerugian. Artinya, proses pemulihan penuh dipastikan akan berlangsung lama, mengingat banyak fasilitas yang harus diganti atau diperbaiki secara bertahap.

Meski diterjang banjir, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memastikan seluruh sekolah terdampak telah kembali beroperasi sejak Senin (10/3/2025).

Proses pembersihan dilakukan secara masif dengan melibatkan guru, staf sekolah, serta dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat), dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA).

“Alhamdulillah, tanggal 10 semua sekolah yang terdampak sudah bisa kembali belajar,” kata Warsim.

Sejumlah bantuan telah dikucurkan oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Selain itu, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi turut menyalurkan perlengkapan belajar bagi anak-anak yang kehilangan alat tulis akibat banjir.

Novrian, Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, mengungkapkan bahwa ada 180 anak di SD Jatirasa 3 yang kebutuhan pembelajarannya terganggu. “Kami berikan bantuan berupa buku, pulpen, pensil, dan penghapus, meskipun jumlahnya terbatas,” ujarnya.

Novrian juga menyoroti kebutuhan lain yang masih mendesak, seperti seragam sekolah yang rusak akibat banjir.

“Pendidikan adalah hak dasar anak. Kami harap lebih banyak pihak bisa ikut berkontribusi untuk memastikan mereka tetap bisa belajar dengan layak,” tegasnya.

Dengan angka kerugian yang mencapai Rp23,5 miliar dan dana tanggap darurat yang hanya Rp3,6 miliar, proses pemulihan pendidikan di Kota Bekasi masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Tanpa intervensi lebih lanjut dari pemerintah pusat maupun dukungan dari berbagai elemen masyarakat, banyak sekolah dan siswa yang akan terus berjuang dengan keterbatasan fasilitas dalam beberapa bulan ke depan.

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa anak-anak tetap bisa belajar dengan layak, meskipun dalam kondisi yang masih terbatas,” ujar Warsim.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *