Klaim Korban Salah Tangkap Aksi 22 Mei, GARIS Bekasi Bantah Berafiliasi dengan ISIS

Klaim Korban Salah Tangkap Aksi 22 Mei, GARIS Bekasi Bantah Berafiliasi dengan ISIS
Ketua GARIS Bekasi Maulana Alhamdani

Aparat kepolisian menemukan busur dan bambu runcing di ambulans berlogo GARIS yang diamankan saat kerusuhan aksi 22 Mei. Ambulans itu bernomor polisi B 1132 KIX berwarna hijau, ditemukan di belakang Gedung Bawaslu RI, Jakarta.

Informasi yang diterima gobekasi.id, Ambulans itu milik Gerakan Rijalul Islam (GARIS) yang bermarkas di permukiman padat Jalan Ki Mangun Sarkoro RT 05/03, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ketua GARIS Bekasi Maulana Alhamdani membenarkan jika ambulans yang disita sebagai barang bukti oleh kepolisian adalah milik kelompoknya. Hanya saja ia membantah jika ambulans tersebut berisi busur dan bambu runcing seperti yang diklaim pihak kepolisian.

“Saya terangkan yah, ambulans itu milik Yayasan kami (GARIS) bukan Ormas (Organisasi Masyarakat). Ambulans itu memang dipakai ke Jakarta untuk membantu mengantar logistik makanan, untuk buka puasa dan sahur,” terang Maulana, Senin (27/5/2019) kepada gobekasi.id.

Maulana mengungkapkan jika ambulans itu telah di pinjam oleh Kordinator Daerah 212 Bekasi Raya untuk keperluan sosial dalam aksi yang dikemas sebagai kedaulatan rakyat. Menurutnya, selama ini petinggi kepolisian telah memberikan atensi kepada bawahannya untuk mengawasi pergerakan GARIS. Namun, yang dimaksud bukanlah GARIS yang ia dirikan.

“GARIS itu singakatannya ada dua yah, ada Gerakan Rijalul Islam (GARIS) milik kami, dan Gerakan Reformasi Islam (GARIS) Cianjur, kami didirkan sejak tahun 2004 dan berbadan hukum, yayasan kami untuk sosial, dakwah dan pendidikan. Soal ada busur dan bambu rucing di ambulans yang telah dipinjam menurut saya itu hanya klaim polisi saja, karena yang saya tahu ambulans itu untuk keperluan logistik,” beber dia.

Saat ini kata dia, pihaknya juga telah melakukan klarifikasi ke Polda Metro Jaya. Tujuannya untuk meluruskan apa yang telah polisi publikasi. Ia meminta agar kepolisian dapat teliti agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

“Soal ada afiliasi (ISIS) kami tidak ada hubungannya, kami korban salah tangkap. Saya cermati ada korelasi yang diinginkan kepolisian sama nama (GARIS). Padahal harunya tahu dari logo saja kami (GARIS Bekasi) sudah beda sama yang di daerah lain (Cianjur),” pungkasnya.

(MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *