Wacana pemekaran di tiap-tiap daerah terus meletup. Setelah Bogor mewacanakan membentuk privinsi Bogor Raya, Kota Bekasi juga menggagas pembentukan provinsi Pakuan Bhagasasi.
Kendati demikian, Kota Bekasi rupaynya juga mendapat tawaran bergabung dengan DKI Jakarta, hal ini dinyatakan langsung Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
“Ada tawaran gabung ke DKI, tapi saya serahkan semuanya kepada masyarakat mau atau tidaknya, namanya jadi Jakarta Tenggara,” kata Rahmat, Minggu (18/8/2019).
Namun Rahmat juga mempunyai gagasan sendiri jika keluar dari Provinsi Jawa Barat dengan mengusulkan Provinsi Pakuan Bhagasasi.
Pemekaran wilayah menjadi provinsi itu melingkupi daerah lain seperti Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok tambah Kabupaten Cianjur.
Menurut dia, wilayah itu cukup presentatif untuk ikut membahas pembentukan provinsi baru.
“Cukup beberapa wilayah yang ada di Jawa Barat juga, tapi Kota Bekasi ini lebih dekat dengan DKI Jakarta kan,” ujar dia.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata mengatakan jika benar adanya tawaran dari DKI Jakarta menurutnya suatu tawaran yang startegis dan menggembirakan bagi warga Kota Bekasi.
Ia menyampaikan bahwa tawaran tersebut sangat logis dan memenuhi syarat-syarat dasar dalam UU 23/2014 dan PP 78/2007 tentang syarat-syarat dasar penggabungan sebuah daerah.
“Contohnya soal kondisi sosial budaya, letak strategis geografi dan juga pertimbangan pelayanan publik dan keuangan daerah, karena kita semua tau bahwa TPA nya warga DKI ada di wilayah administrasi Kota Bekasi yakni Bantar Gebang,” jelas dia.
Menurut dia, hal itu semua pasti akan menjadi faktor-faktor penting yang akan dikaji dalam prosesnya. Hanya saja semua akan berpulang kepada aspirasi atau jawaban warga Kota Bekasi itu sendiri.
“Untuk merespon hal tersebut, saya berharap Walikota Bekasi segera membentuk tim khusus untuk menggelar referendum kepada warga masyarakat Kota Bekasi,” katanya.
Ia mengusulkan kepada masyarakat Kota Bekasi agar mendorong dukungan menjadi Jakarta Tenggara kepada pemerintah setempat.
“Kultur orang Jakarta dengan orang asli Bekasi juga ga jauh berbeda, sama-sama betawi, dan cenderung heterogen,” ujar dia.
Ariyanto memaparkan, Kota Bekasi mempunyai akar sejarah dengan DKI Jakarta, zaman dahulu terdapat kerasidenan jatinegara yang kemudian berubah menjadi Bekasi kini.
“Makanya di Jakarta bagian timur masih ada nama jalan Bekasi disana karena ada ikatan sejarah yang kuat. Begitupun letak startegis secara geografis, begitu banyak wilayah Bekasi yang berbatasan langsung dengan DKI,” paparnya.
Dengan alasan demikian, Ariyanto kembali menekankan kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk segera menggelar referendum warga Kota Bekasi.
“Insyaallah lembaga-lembaga lain dan keputusan politik akan mengikuti jika memang semua warga nya berkehendak demikian,” pungkasnya.