Suasana di Stasiun Bekasi Jalan Ir.H Juanda nampak tak seperti biasanya. Kini, setelah hari kedua penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Minggu (4/7/2021), nampak sepi pengunjung.
Padahal biasanya jika hari libur, stasiun besar ini disesaki banyak masyarakat yang hendak berpergian ke DKI Jakarta maupun luar kota lain.
Salah satu warga yang biasa memakai jasa transportasi kereta api, Syaifullah (34) mengatakan bahwa sejak kemarin, isi setiap gerbong kereta api nampak sangat sepi.
“Hanya ada beberapa orang saja, kalau saya kan kerja ke Jakarta, karena masuk WFO (Work From Office) 50 persen, gantian bergilir,” kata Syaiful, Minggu (4/7/2021) kepada gobekasi.id.
Ia bercerita jika sekarang protokol kesehatan yang dijalankan di stasiun untuk menggunakan transportasi kereta api cukup ketat. Mulaid engan pengecekan suhu tubuh dan serangkain peraturan lain.
“Di dalam kereta itu, petugas sering seklai melalui speaker memberikan imbauan kepada seluruh penumpang agar tidak mengobrol satu sama lain, tidak boleh minum atau makan dan tidak melepas masker,” katanya.
Bukan itu saja, bahka petugas juga sampai mengecek setiap gerbong untuk memastikan fakta kondisi yang ada. Apabila terdapat penumpang tidak mengenakan masker akan mendapatkan peringatan keras.
Sementara itu, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengatakan pada masa PPKM Darurat pihaknya memang memperketat pembatasan jumlah pengguna KRL pada tiap kereta atau gerbongnya.
Jumlah pengguna KRL yang dapat berada di dalam satu kereta pada satu waktu adalah 52 orang atau 32 persen dari kapasitas tiap kereta.
“Berkurang dari yang sebelumnya sejumlah 74 orang atau sekitar 40 persen dari kapasitas,” ungkapnya.
(FIR)