Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) kota Bekasi menggandeng komunitas waria bernama Srikandi Patriot saat agenda sosialiasi pengawasan partisipatif Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Koordinator Divisi Pencegahan Humas dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu kota Bekasi, Choirunnisa Marzoeki mengatakan komunitas tersebut dihadirkan secara perdana sebagai kategori kelompok rentan.
“Kelompok rentan adalah orang-orang yang dia punya keterbatasan dengan kerentanannya yang selama ini barangkali mungkin sebagian orang seringkali abaikan,” kata Choirunnisa, Senin (28/10/2024).
Bukan tanpa sebab Choirunnisa menghadirkan komunitas Srikandi Patriot pada acara yang digulir di Ballroom Hotel Amarrosa, kecamatan Bekasi Selatan itu.
Terkait ranah Pilkada, dia menganggap waria sama seperti khalayak umum yang memiliki hak memilih.
Sehingga terlepas dari aspek keberagaman gender yang merupakan pilihan masing-masing individu.
Walaupun jumlah kelompok rentan di kota Bekasi hanya 7.841 dari total 1,8 juta khalayak umum.
“Teman-teman Srikandi Patriot ini kan teman-teman beragam gender yang mungkin orang atau kami anggap persoalan itu urusan mereka, tetapi bahwa mereka sebagai warga negara berhak mendapatkan haknya memilih,” jelasnya.
Choirunnisa menuturkan di luar khalayak umum, tidak hanya komunitas waria tersebut saja yang perlu mendapatkan hak untuk Pilkada.
Namun juga komunitas lain yang termasuk kategori kelompok rentan.
Diantaranya disabilitas, pengamen jalanan, minoritas pemeluk agama, hingga pemilih pemula.
“Kelompok rentan itu wajib menerima haknya, makanya jangan sampai dengan kerentanan mereka bisa dieksploitasi, bisa diabaikan, atau dianggap rendah, mereka kan punya hak sebagai warga negara Indonesia dan itu diatur dilindungi oleh negara dan negara wajib melindungi mereka dan memenuhi hak mereka,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, seorang anggota komunitas Srikandi Patriot, Titin (35) menyambut baik undangan dari pihak Bawaslu.
Sebab selama Pemilu dan Pilkada berlangsung, komunitasnya tidak pernah diberikan kesempatan untuk ikut serta di acara serupa.
Bahkan diawal pertama diundang pihaknya sempat bingung dan tidak menyangka.
“Cukup bagus karena sampai saat ini dari Bawaslu kota Bekasi itu tidak pernah melebarkan dari teman-teman komunitas ini, kami awalnya antara antusias atau bingung karena tumben-tumbenan, karena ini baru pertama kali komunitas keberagaman gender itu tidak pernah dilibatkan untuk isu-isu seperti Pilkada ini,” ucap Titin.
Senada disampaikan seorang anggota lainnya di komunitas serupa, yakni Kenty (34).
Menurutnya pihak Bawaslu justru kerap memberikan ruang hanya kepada aktivis atau akademisi untuk mengikuti acara serupa tersebut.
Padahal kelompoknya pun memiliki hak yang sama, dan tidak perlu ada perbedaan.
“Karena selalu didapatkan itu yang aktivis jadi ketika ada kami dari keberagaman gender diundang dalam kegiatan Bawaslu ini sangat antusias karena memang suara kami itu berhak untuk di Pemilu,” singkat Kenty.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.