Direktur Eksekutif Ramangsa Institute, Maizal Alfian, menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 di Kota Bekasi.
Berdasarkan data yang tercatat, hanya sekitar 900 ribu pemilih yang menggunakan hak pilihnya, yang berarti hanya sekitar 55 persen dari total 1,8 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan oleh KPU Kota Bekasi.
Alfian menilai angka partisipasi yang rendah ini mencerminkan kinerja KPU Kota Bekasi yang belum maksimal dalam melakukan sosialisasi dan memfasilitasi aksesibilitas pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Pencapaian partisipasi pemilih yang hanya 55 persen menunjukkan adanya kegagalan dalam menyukseskan agenda demokrasi. Dengan anggaran sebesar Rp93 miliar, mestinya KPU Kota Bekasi bisa lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran politik dan mendorong partisipasi warga. Ini adalah sebuah ironi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata Alfian, Jumat (29/11/2024).
Menurut Ramangsa Institute, rendahnya tingkat partisipasi pemilih disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kurangnya sosialisasi yang masif, terbatasnya akses informasi kepada pemilih, serta minimnya inovasi dalam menarik partisipasi pemilih di lapangan.
Alfian berpendapat bahwa partisipasi pemilih yang rendah bukan hanya mencerminkan ketidakpedulian warga, tetapi juga menunjukkan adanya masalah dalam sistem penyelenggaraan Pilkada itu sendiri.
“Rendahnya partisipasi ini harus menjadi bahan evaluasi serius bagi penyelenggara pemilu. KPU Kota Bekasi perlu introspeksi dan memperbaiki strategi penyelenggaraan Pilkada untuk masa depan, agar pelaksanaan demokrasi bisa lebih efektif dan lebih banyak melibatkan masyarakat,” ungkapnya.
Alfian juga menegaskan bahwa sosialisasi Pilkada tidak boleh hanya berhenti pada pengumuman mengenai TPS atau jadwal pemungutan suara.
KPU Kota Bekasi perlu lebih kreatif dan inklusif dalam merangkul berbagai elemen masyarakat, termasuk pemilih pemula dan mereka yang tinggal di daerah-daerah terisolasi.
“KPU perlu mengembangkan cara-cara yang lebih inovatif untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, tidak hanya yang mudah dijangkau,” katanya.
Ramangsa Institute berharap KPU Kota Bekasi dapat memperbaiki pendekatannya dalam merancang strategi sosialisasi, serta meningkatkan aksesibilitas bagi pemilih di setiap wilayah, sehingga partisipasi pemilih dapat meningkat dalam Pilkada mendatang.
Evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan pemilu diperlukan untuk memastikan demokrasi dapat berjalan lebih baik dan lebih inklusif.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.