Bekasi  

Pemerintah Siap Advokasi Kasus Pemuda Bekasi yang Diduga Korban TPPO di Kamboja

Diana (43), ibunda Soleh saat dijumpai di kediamannya di Jakasampurna, Bekasi Barat dan Saifullah, ayah Soleh korban diduga pedagang manusia menangis di pusara anaknya di Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi. Soleh Darmawan (24), pemuda asal Kota Bekasi meninggal di Kamboja.
Diana (43), ibunda Soleh saat dijumpai di kediamannya di Jakasampurna, Bekasi Barat dan Saifullah, ayah Soleh korban diduga pedagang manusia menangis di pusara anaknya di Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi. Soleh Darmawan (24), pemuda asal Kota Bekasi meninggal di Kamboja.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan kesiapan pemerintah untuk mengadvokasi kasus Soleh Darmawan (24), seorang pemuda asal Bekasi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.

“Kita sedang berupaya membantu, baik melakukan advokasi di sana,” kata Karding, Sabtu (29/3/2025).

Karding menegaskan, Indonesia tidak memiliki kerja sama terkait penempatan pekerja migran di tiga negara, yaitu Kamboja, Thailand, dan Myanmar. Ia bahkan menyatakan pelarangan bagi warga Indonesia untuk bekerja di ketiga negara tersebut karena dinilai rawan TPPO.

“Kalau boleh hari ini saya menyatakan melarang semua warga Indonesia untuk bekerja di tiga negara tersebut karena rawan TPPO,” ujarnya.

Lebih lanjut, Karding menekankan bahwa pekerja migran yang berada di Kamboja, Myanmar, dan Thailand dianggap tidak prosedural atau ilegal. Meski demikian, pemerintah tetap merasa bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia yang berada di sana.

“Kalau kita anggaplah mau murni berdasarkan hukum, maka sebenarnya itu bukan menjadi kewajiban hukum kita untuk melakukan pembelaan. Tetapi karena itu warga Indonesia, suka tidak suka kita harus bela,” tegasnya.

Kasus TPPO kembali mencuat setelah Soleh Darmawan ditemukan meninggal dunia di Kamboja. Berdasarkan keterangan sang ibu, Diana (43), Soleh berpamitan untuk bekerja di Thailand pada Februari 2025 melalui bantuan seorang teman.

Ia dijanjikan pekerjaan sebagai koki dengan gaji tiga kali lipat dari yang ia peroleh di Indonesia.

Namun, setelah keberangkatannya, keluarga kehilangan informasi jelas mengenai pekerjaan Soleh. Ia hanya berkomunikasi dari dalam kamar dan komunikasi tersebut hanya berlangsung selama empat hari, sebelum akhirnya terputus karena ponsel Diana rusak.

Pada 2 Maret 2025 malam, Diana menerima telepon dari teman-teman Soleh di Kamboja yang mengabarkan bahwa Soleh sedang sakit. Diana mencoba berbicara dengan anaknya, tetapi tidak ada respons.

“Saya panggil, ‘Soleh, ini mama. Soleh, ini mama.’ Tapi dia udah nggak bisa jawab. Posisinya anak saya lagi duduk,” tutur Diana.

Keesokan harinya, pada 3 Maret 2025, Diana menerima kabar bahwa Soleh telah meninggal dunia. Informasi ini datang dari seseorang berinisial K. Diana terkejut karena Soleh sebelumnya berpamitan untuk bekerja di Thailand, tetapi justru ditemukan meninggal di Kamboja.

Jasad Soleh tiba di Indonesia pada 15 Maret 2025. Diana menyebutkan adanya bekas luka pada tubuh anaknya, terutama di bagian perut sebelah kanan, yang menambah kecurigaan keluarga terhadap penyebab kematian Soleh.

“Iya, ada luka di sininya (perut sebelah kanan),” kata Diana.

Untuk mencari kejelasan, Diana bersama teman-teman Soleh mendatangi Kedutaan Kamboja. Mereka akhirnya mendapatkan konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kamboja bahwa Soleh telah meninggal dunia.

“Jadinya kan saya datang ke Kedutaan Kamboja, dikasih nomor KBRI orang Indonesia yang kerja di sana. Terus di WA tuh, sama teman kuliahnya anak saya, benar ada data nama Soleh udah meninggal,” jelas Diana.

Hingga kini, penyebab pasti kematian Soleh masih menjadi misteri. Diana berharap pemerintah dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memberikan keadilan atas kematian anaknya.

Kasus ini menjadi perhatian besar, sekaligus peringatan untuk lebih waspada terhadap potensi tindak pidana perdagangan orang, khususnya bagi warga Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri.

Ikuti Kami di GOOGLE NEWS

Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *