Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meyakini dapat kendalikan penularan Covid-19 ketika melakukan simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.
Dimana rencananya KBM tatap muka dijadwalkan pada 20 Desember 2020 dan prosesnya masih dalam pengajuan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Rahmat “Pede” lantaran kasus kematian Covid-19 pada wilayahnya didominasi oleh masyarakat berusia 60 tahun keatas dan yang sudah mempunyai penyakit bawaan atau komorbid.
“Jangan salah, hanya 2 persen angka kematiannya, itu pun juga komorbid di atas 60 tahun dan kesembuhan di atas 90 persen,” kata Rahmat, Jumat (13/11/2020).
Bila mengacu pada total kumulatif Covid-19 di Kota Bekasi mencapai 7.606 kasus, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 7.052 atau setara 93 persen.
Sedangkan kasus aktif tercatat mencapai 411 orang, dengan total kasus meninggal sebanyak 143 jiwa. Menurutnya, angka 143 kematian setara dengan 2 persennya saja dari total yang terkonfirmasi positif.
“Saya sampaikan kita melakukan pengendalian di Bulan Maret lalu, memang sejumlah epidemiologi adalah kota yang rawan dan tinggi dampaknya terhadap pandemi. Tetapi jangan salah, yang dilihat adalah bagaimana kemampuan kota Bekasi menanggulangi pengendalian,” tegas dia.
Hal ini menjadi alasan Pemkot Bekasi memutuskan untuk kembali menggelar KBM tatap muka seperti pada bulan Agustus lalu, dengan catatan mengedepankan protokol kesehatan atau gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak aman).
“”Karena virus ini menyebar dari orang ke orang, tapi kita mampu mengendalikan itu,” ujar dia.
Sejauh ini selama proses belajar dalam jaringan, Rahmat menilai banyak kegiatan yang tidak efektif dilakukan oleh para pelajar.
“Dengan (alasan) itu kami mengkaji, menganalisa kalau dilihat dari proses zona, zona ini terus berputar,” pungkasnya.
(FIR)