Petugas Evakuasi Balita Korban Banjir di Perum Dosen IKIP

6 Tanggul di Kota Bekasi Terancam
6 Tanggul di Kota Bekasi Terancam

Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi, melakukan evakuasi balita berusia 2 tahun di Komplek IKIP,  Kelurahan Jatikramat,  Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (31/3/2019).

Hujan deras yang mengguyur sejak siang tadi membuat Komplek IKIP Jatiasih terendam banjir setinggi 130 sentimeter.

“Tadi ada balita kita evakuasi antisipasi air semakin tinggi. Kita tadi monitoring kondisi warga yang masih bertahan di lantai dua rumah,” kata Ketua Tagana Kota Bekasi, Adang Suryana.

Adang menjelaskan ada 12 personil dikerahkan untuk memantau dan mengevakuasi warga di Komplek IKIP Jatiasih.

“Di Komplek IKIP ada 12 orang, sebenarnya total personil kita ada 42 kita sebar ke sejumlah wilayah,” ujarnya.

Adang menjelaskan jika air tak kunjung surut pihaknya telah mempersiapkan logistik makanan buat para warga yang masih bertahan.

“Alhamdulillah hujan sudah reda, mudah-mudah cepat surutnya. Tapi kalau belum juga surut logistik makanan kita siap dikirim. Kita juga standby dilokasi,” katanya.

Sebelumnya,Ketua RW 02 Komplek IKIP Jatikramat, Jatiasih Kota Bekasi, Zulkifli mengatakan banjir kali ini lama surut. Pasalnya, tanggul di perumahan sebelah yaitu Cahaya Kemang Permai jebol.

“Iya ini lama surutnya, biasanya 1-2 jam surut. Ini belum juga surut dari pukul 16.30 WIB. Tanggu perumahan sebelah kan jebol ini nyambung kesini satu aliran kalinya juga,” katanya.

Zulkifli menjelaskan kawasan ini memang kerap dilanda banjir. Namun, akibat tanggul jebol ketinggian banjir cukup tinggi.

Sebelumnya pada Desember 2018 lalu tanggul jebol di Perumahan Cahaya Kemang Permai, juga berdampak pada komplek IKIP yang mengalami banjir.

“Kalau engga ada tanggul jebol, tinggi air ya paling 40-50 centimeter. Kalau ini tanggul jebol bisa capai 70- 130 centimeter,” ungkapnya.

Ia menambahkan ada 320 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Komplek IKIP. Warga ada yang tetap bertahan di lantai dua, ada juga yang mengungsi ke sanaksaudara.

“Engga semuanya mengungsi, ya mau ngungsi aja. Mereka pada tinggal dilantai dua, mereka nunggu air surut. Mudah-mudahan cepat surut,” ujarnya.

(MYA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *