Seorang siswi disalah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kota Bekasi, Jawa Barat, menjadi korban persekusi kakak kelas dan alumni sekolah.
Kejadiaan naas yang dialami siswi berinisial GL itu terjadi di sebuah taman tak jauh dari lokasi sekolahnya di Jalan Irigasi Baru II, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, pada Rabu (14/8/2019).
“Iya benar ada tindak persekusi di suatu sekolah Kota Bekasi. Korban inisial GL, saat ini sudah kami tangani kasusnya,” kata Kasubbag Humas Polres Metropolitan Bekasi Kota, AKP Erna Ruswing Andari, Kamis (22/8/2019).
Aksi persekusi itu baru diketahui orang tua GL beberapa hari setelah kejadian. Orang tua GL curiga dengan sikap anak bungsunya yang enggan masuk sekolah.
Beberapa saat kemudian, orang tua GL baru mengetahui jika anaknya menjadi korban persekusi oleh tiga perempuan yang tak ia kenalnya. Aksi persekusi itu telah diabadikan melalui rekaman video.
Selanjutnya, orang tua GL mendesak anaknya untuk bersikap jujur atas apa yang telah dialaminya. GL pun mengaku hingga membuat laporan ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor LP/1983/K/VIII/2019/SPKT/Restro Bekasi Kota, pada Selasa (20/8/2019).
“Penyidik kemudian memintai keterangan GL untuk menggali fakta-fakta yang terjadi. Kemudian kami cari tahu tiga orang yang terlibat dalam aksi tersebut (persekusi)untuk dimintai keterangan,” jelasnya.
Berdasarkan pengakuan korban kepada penyidik, mulanya GL diajak berduel oleh salah satu pelaku. Ia sendiri terheran-heran apa sebab pelaku mengajaknua untuk berduel.
Hingga suatu sektika, teman sekelasnya mengajak GL ke lokasi kejadian. Saat itu, GL tidak merasa curiga namun di lokasi sudah terdapat tiga perempuan yang menunggu GL. Sesaat GL sampai di lokasi, salah satu perempuan mulai melakukan persekusi mulai dari penarikan kerudung, pencekikan dan tendangan terhadap GL hingga diikuti dua pelaku lain.
“Pelakunya berinisial A yang merupakan kakak kelas, D alumni sekolah dan P orang dari luar. Korban tidak berani melawan dengan alasan banyak teman-teman pelaku di sekita lokasi. Saat ini kasusnya masih kami tangani untuk pengembangannya,” ungkapnya.
Beruntungya, teman laki-laki GL datang ke lokasi hingga aksi persekusi itu berhenti. Para pelaku persekusi kemudian pergi demikian juga GL dan teman laki-lakinya itu.
“Sebelum pelaku pergi, dia (pelaku) sempat memberikan ancaman kepada korban dan teman laki-lakinya untuk tidak melaporkan kejadian ini kepada siapapun (orang tua dan guru),” imbuhnya.
Selama beberapa hari, GL dikuntit oleh beberapa kakak kelasnya. Hingga pada Jumat (16/8/2019), GL memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah.
“Ancaman itu terus datang, korban takut karena fisiknya sudah banyak yang sakit. Dia takut kejadian serupa kembali terjadi,” tandasnya.
Pemerhati anak Kota Bekasi, Sopar Makmur, meminta kepada polisi untuk mengusut tuntas kejadian yang telah dialami oleh GL.
Menurut Sopar, kejadian yang telah dialami GL sudah diluar batas pelajar hingga bisa masuk dalam delik pidana.
“Semua dalang dan motivnya apa harus di usut tuntas. Kejadian ini sangat memilukan dam seharusnya tidak terjadi,” kata Sopar.
Sopar juga meminta kepada pihak sekolah terkait agar reaktif mengawasi muridnya. Ia juga mempertanyakan pihak sekolah yang membebaskan murid sampai ke luar lingkungan sekolah.
“Ini harus jelas kasusnya. Apalah kejadiannya saat jam sekolah (waktu istirahat) atau sesaat pulang sekolah. Jika pada jam sekolah, ini kenapa bisa sampai ke luar lingkungan sekolah?,” ujar dia.
Menurut Sopar, ia telah kerap mewanti-wanti kepada seluruh sekolah tingkat SD, SMP dan SMA/SMK yang ada di Kota Bekasi untuk melakukan bimbingan belajar dengan benar.
“Saat ajaran baru sangat riskan. Makanya saya sering sekali bilang musim-musim ajaran baru guru dan kepala sekolah itu harus reaktif,” pungkasnya.