Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkapkan bahwa luas tutupan vegetasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi hanya mencapai 3,35% dari total luasan DAS.
Rendahnya tutupan vegetasi ini disebabkan oleh masifnya pembangunan permukiman dan perluasan lahan pertanian, terutama di segmen hulu DAS Bekasi yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan perlindungan dan resapan air.
Deputi Bidang Tata Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan KLH, Sigit Reliantoro, menyoroti peningkatan luasan kawasan permukiman dan pertanian di segmen 1 DAS Bekasi.
“Kalau dilihat DAS Kali Bekasi di segmen 1 (hulu), tutupan lahannya jauh lebih kecil. Hanya 3,35% dari total luas DAS Kali Bekasi,” ujar Sigit pada Selasa (18/3/2025).
Padahal, menurut kriteria lingkungan, tutupan vegetasi di suatu DAS seharusnya mencapai minimal 30% untuk memberikan perlindungan terhadap wilayah sekitarnya, termasuk fungsi resapan air.
Khususnya di kawasan hulu, tutupan vegetasi yang memadai sangat penting untuk menjaga tata kelola air yang mengalir ke hilir atau wilayah lebih rendah.
Di segmen hulu DAS Bekasi, luas tutupan vegetasi hanya mencapai 21,24% dari total luas hulu.
Padahal, DAS Bekasi memiliki luas sekitar 145.000 hektare, dengan segmen Puncak mencakup 28.000 hektare. Dari luas tersebut, 12.500 hektare seharusnya berfungsi sebagai kawasan perlindungan ekosistem dan pengendalian bencana.
Perubahan Tutupan Lahan (2013-2023)
Berdasarkan data KLH, terjadi peningkatan signifikan pada lahan terbangun/terbuka di DAS Bekasi:
Lahan terbangun/terbuka: Meningkat dari 6.711,32 hektare pada 2013 menjadi 7.629,79 hektare pada 2023.
Vegetasi hutan: Meningkat sedikit dari 3.198,72 hektare pada 2013 menjadi 4.895,01 hektare pada 2023. Peningkatan ini kemungkinan hasil dari rehabilitasi lahan di sekitar kawasan gunung kapur di Cileungsi.
Perubahan RTRW
RTRW di hulu DAS Bekasi menunjukkan peningkatan luasan kawasan permukiman dan pertanian:
Kawasan permukiman: Meningkat dari 5.519,73 hektare pada 2010 menjadi 9.752,90 hektare pada 2022.
Kawasan pertanian: Mencapai 5.817,05 hektare pada 2022, yang sebelumnya tidak tercatat dalam RTRW 2010.
Dampak terhadap Bencana Banjir
Sigit menegaskan bahwa rendahnya tutupan vegetasi di DAS Bekasi menjadi salah satu penyebab banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut.
“Data-data menunjukkan bahwa Kali Bekasi dan Cikarang sering banjir. Ini masuk akal karena hanya 3,35% tutupan vegetasi yang melindungi wilayah tersebut,” ujarnya.
KLH menekankan pentingnya upaya rehabilitasi lahan dan pengendalian pembangunan di kawasan hulu DAS Bekasi.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain merehabilitasi vegetasi di kawasan hulu untuk meningkatkan fungsi resapan air.
Kemudian melakukan penertiban pembangunan liar dan pengawasan ketat terhadap alih fungsi lahan. Serta peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam pengelolaan DAS.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan tutupan vegetasi di DAS Bekasi dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi risiko banjir dan mendukung kelestarian lingkungan.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.