Pemindahan Ibu Kota Diyakini Tak Pengaruhi Iklim Investasi di Timur Jakarta

  • Bagikan
Pemindahan Ibu Kota Diyakini Tak Pengaruhi Iklim Investasi di Timur Jakarta
Albert Luhur sebagai Executive Director PT Summarecon Agung Tbk (tengah)

Rencana Pemerintah Pusat memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur diyakini tak mempengurahi iklim investasi yang ada di wilayah Timu DKI Jakarta seperti Bekasi-Cikarang dan Karawang.

Menurut pengembang kawasan dan hunian, Albert Luhur sebagai Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimatan Timur adalah salah satu peluang bisnis untuk membantu ekonomi baru.

“Jadi tidak ada dampak yang signifikan dari pemindahan Ibu Kota untuk wilayah Timur Jakarta atau pulau jawa ini,” kata Albert, Minggu (6/10/2019) kepada gobekasi.

Albert menilai jika pulau jawa memiliki populasi yang begitu besar setara dengan roda ekonomi yang tidak bisa dipengaruhi dengan rencana pemindahan Ibu Kota.

“Misalnya nanti kalau orang sudah disini (investasi) beranggapan nanti menggangu penjualan, kalau kita tidak melihat begitu. Kalau kita melihat tetap akan gruing pulau jawa nya sendiri, Kalimantan sendiri akan membuat satu ekonomi yang baru,” imbuhnya.

Menurutnya, ada beberapa ukuran yang menjadi landasan sehingga dapat mempertahankan market penjualan atau memberikan peluang investasi bagi para investor lain di Timur Jakarta tak terkecuali di Bekasi.

Terlebih kata dia, pulau jawa mempunyai jumlah penduduk yang begitu padat dan mempunyai ekonomi yang luar biasa.

“Maksudnya usaha-usaha di timur Jakarta ini rata-rata adalah manufakturing, pabrik itu kan mereka ada ekspor, ada yang konsumsi tidak selalu pengaruh dalam arti misalnya pemerintahan,” jelas dia.

Disinggung soal Summamrecon melebarkan investasi di Kalimantan Timur, Albert belum dapat mengambil kesimpulan lebih jauh. Namun, pihaknya tetap melakukan pemetaan terhadap rencana pemindahan Ibu Kota itu.

“Soal Summarecon kesanah ya, kita saat ini belum, tapi kalau kedepan namanya bisnis pasti kita lihat peluangnya ada atau tidak, tapi saat ini belum. Kami belum punya lahan disanah,” ujarnya.

Sejauh ini, Summarecon khususnya masih mempelajari konsep infratruktur yang akan dibangun di Kalimantan Timur. Sekaligus titik tepat keberadaan Ibu Kota baru itu.

“Kita lihat nanti infrastrukturnya kayak apa, tentu saja Summarecon kalau masuk ke suatu tempat, infrastruktur ini harus jelas juga kayak gimanah, jadi tidak tiba-tiba beli lahan tapi gak tahu konsepnya apa. Nunggu titik penetapan Ibu Kota, karena kita membangun pereknomian kota all shif, rumah-rumah menengah keatas. Jadi faktor-faktor besarnya harus kita pelajari dulu,” pungkasnya.

Sebagai informasi, PT Summarecon Agung Tbk adalah salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, yang telah berdiri sejak tahun 1975. Summarecon mengembangkan Kelapa Gading yang kini lebih dikenal menjadi Summarecon Kelapa Gading.

Summarecon berhasil mengembangkan dan mengubah Kelapa Gading menjadi kota terpadu modern seluas 550 hektar dan menjadi tempat tinggal yang diminati masyarakat kelas atas.
Setelah sukses dengan Summarecon Kelapa Gading, mulai tahun 1993 Summarecon mengembangkan kawasan kota terpadu di Serpong dengan nama Summarecon Serpong yang memiliki izin pengembangan seluas 750 hektar serta mengembangkan Bekasi dengan nama Summarecon Bekasi seluas 300 ha sejak tahun 2010.

Sampai sekarang Summarecon telah mengembangkan 6 kawasan kota terpadu yaitu Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, Summarecon Karawang dan Summarecon Mutiara Makassar yang terintegrasi dengan area komersial dan pusat perbelanjaan yang besar, sports club, dan fasilitas sosial lainnya seperti sekolah, rumah sakit, rumah ibadah dan taman. Dilengkapi pula dengan fasilitas umum dan infrastruktur seperti security arrangement, listrik, air bersih, pembuangan air kotor dan jalan.

Total area pengembangan dari ketiga kota mandiri tersebut seluas lebih dari 2.000 ha dan telah membangun lebih dari 40.000 rumah dan apartemen, 4.000 rukan dan pusat perbelanjaan dengan luas lebih dari 300.000 m 2 .

(MYA)

  • Bagikan