Bekasi  

Jelang HUT Kota Bekasi ke-23, Begini Penampakan Logo dan Filosofinya

Jelang HUT Kota Bekasi ke-23, Begini Penampakan Logo dan Filosofinya
Zulkifli Alfaiq saat menjelaskan filosofi logo HUT Kota Bekasi ke-23 di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Senin (17/2/2020)

Kota Bekasi pada 10 Maret 2020 memasuki usia yang ke-23. Pada kesempatan itu, pemerintah daerah membuka kesempatan bagi masyarakat secara terbuka dalam perhelatan lomba pembuatan desain logo dan filosofinya pada hari jadi kota.

Lomba itu dibuka sejak tanggal 1-14 Februari atau dua pekan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian. Tema logo itu adalah “tersedianya sarana dan prasarana yang memadai menuju masyarakat yang cerdas, kreatif, maju, sejahtera dan ihsan”. Hadiah yang disediakan sebesar Rp 20 juta.

Pada kesempatan itu pula, Pemerintah Kota Bekasi menggandeng kalangan profesional sebagai dewan juri. Mereka adalah M.Harun Alrasyid sebagai Ketua Tim Juri, serta dua anggotanya yakni, Tommy Sastroatdmodjo dan Rizki Trestianto.

“Lomba ini diikuti oleh masyarakat umum, pesertanya mencapai 281 orang dengan menampilkan 397 karya selama dua pekan,” kata Ketua Tim Juri M.Harun Alrasyid dalam jumpa pers di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Senin (17/2/2020).

Antusiasme masyarakat dalam pembukaan lomba itu menurutnya sangat besar. Dalam catatannya, para peserta didominasi oleh masyarakat luar Kota Bekasi dengan presentase 70 persen.

Harun menjelaskan, mekanisme penunjukan hasil karya pembuatan logo terbaik itu dipilih bukan dengan serta merta. Para peserta diminta untuk menyiasati lima persyaratan untuk dipilih oleh para dewan juri.

“Ada lima kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan. Jadi proses pemenang loma desain itu juga berjenjang, dari 281 orang kita kerucutkan menjadi 30, kemudian, 10 peserta,5 sampai dengan 3 peserta dan penunjukan pemenang oleh juri,” jelas dia.

Harun melanjutkan, lima kriteria itu ialah orisinilitas karya, relevansi logo dengan tema HUT Kota Bekasi ke-23. Selanjutnya, unsur estetika dengan pengaplikasian logo pada berbagai platform media publikasi.

“Desain lomba hasil karya itu dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Bekasi selama kurung waktu satu tahun,” ujar dia.

Pada hari ini, Pemerintah Kota Bekasi telah melaunching logo yang akan dipakai pada HUT Kota Bekasi ke-23. Logo itu dibuat oleh salah seorang mahasiswa asal Riau. Ia adalah Zulkifli Alfaiq.

Dalam perjalannya, Zulkifli bersaing ketat dengan dua rivalnya yaitu, Setyo Nugroho yang berasal dari Wonosobo dan Erlangga Danar P asal Kabupaten Bekasi. Namun juri memtuskan Zulkifli sebagai pemenang hasil karya desain logo HUT Kota Bekasi ke-23.

Dalam kesempatan itu Zulkifli menjelaskan desain logo yang telah dibuatnya. Menurutnya ada beberapa filosofi dalam logo Zulkifli.

Pertama adalah pada logo itu terdapat Tugu Patriot dengan bambu runcing lima yang berdiri tegak dan pilar batas wilayah. Hal itu melambangkan bahwa Kota Bekasi adalah kota patriot, serta warna abu-abu melambangkan bahwa Kota Bekasi adalah kota bersejarah.

Angka 23 dengan bentuk ulir menuju ke atas, sambung Zulkifli mempresentasikan salah satu tema HUT ke-23. Yaitu, menjadi Kota Bekasi sebagai kota yang maju dan selalu mengembangkan potensi-potensi daerah yang berkelanjutan.

Kemudian, warna gradasi merah dan kuning melambangkan energi, semangat, keberanian, serta keharmonisan serta kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi. Warna biru dan ungu melambangkan ketenangan, keceriaan, kenyamanan, keluasan wawasan dan kreatifitas masyarakat Kota Bekasi dalam kehidupan sosialnya.

“Warna hijau melambangkan kesuburan dan ketenangan Kota Bekasi yang selalu tumbuh menjadi kota yang lebih maju,” tuturnya.

Terdapat lima ikon infrastruktur Kota Bekasi, lanjut Zulkifli itu merupakan tugu patriot sebagai lambang kota dengan sejarah perjuangan para patriot. Serta rumah ibadah yang mempresentasikan bahwa Kota Bekasi menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menjadi kota yang sejahtera dan ihsan dalam keberagamannya.

“Bentuk ombak pada logo melambangkan bahwa Kota Bekasi sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan sosial. Karya ini saya buat selama dua hari dengan mendalami kultur budaya Bekasi,” pungkasnya.

(YUN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *