Kisah Asmara Duda dan Janda, Kenal di Facebook Berujung Pembunuhan karena Uang

  • Bagikan
Kisah Asmara Duda dan Janda, Kenal di Facebook Berujung Pembunuhan karena Uang
Ilustrasi pertikaian pada dua orang yang menjalin percintaan

Nasib tragis dialami oleh janda anak satu berinisial NP (47). Ia ditemukan tewas membusuk di kontrakan Jalan Kemuning 2, RT 02 RW 04, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.

Mayat NP ditemukan warga pada Sabtu (28/3/2020) setelah aroma bau busuk menyeruak di lingkungan warga. Kekinian terungkap, NP dibunuh oleh kekasihnya sendiri berinisial H (34) berstatus duda.

H sendiri kini meringkuk di jeruji besi Polsek Bantargebang setelah melarikan diri ke kampung halamannya di daerang Empat Lawang, Sumatera Selatan. Pelaku ditangkap petugas pada, Rabu (1/4/2020) lalu.

“Saat dievakuasi, korban sudah berlumur darah, bukan pada luka dari senjata tajam namun akibat cekikan yang cukup keras menggunakan kain hingga mengeluarkan darah dari telinga,” kata Kasubbag Humas Polres Metropolitan Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari, Selasa (7/4/2020) kepada gobekasi.id.

Erna mengatakan, keduanya menjalin hubungan tanpa ada status pernikahan. Masing-masing mereka bekerja di Kota Bekasi. H sendiri merupakan buruh lepas dan telah mentap di Kota Bekasi.

“Kalau korban tidak tahu bekerja apa, tapi dia itu (korban) kerja juga di Bekasi,” ujarnya.

Kenal di Facebook dan Menjalin Hubungan Asmara

Erna mengemukakan, bahwa keduanya tengah menjalin hubungan asmara sejak bulan Juli 2019 lalu. H dan NP mulanya hanya kenal di media sosial Facebook, karena menjalin asmara, H meminta NP untuk ke bertemu.

NP merupakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ia ke Jakarta menggunakan pesawat dan dijemput oleh H untuk tinggal di kontrakan pelaku.

“Pesawat itu dibiayai oleh H, kemudian NP juga bekerja untuk memenuhi kehidupannya di Kota Bekasi,” jelas Erna.

Berujung Pembunuhan Karena Uang

Pada Jumat (27/3/2020) sekitar pukul 16.00 WIB, NP baru saja tiba di kontrakan H. Tiba-tiba NP mencak-mencak dan meminta uang kepada H sebesar Rp 1 juta.

“Tidak ngomong untuk keperluan apa, dia (korban) minta uang saja Rp 1 juta,” kata Erna.

Ketika itu, pelaku sedang melahap makanannya. Pelaku juga sudah menaggapi jika kondisinya saat itu sedang tidak memegang uangg. Namun, bukannya dia, korban justru menampar pelaku secara bertubi-tubi. Bahkan, kepala pelaku juga di dorong.

Tak terima dengan perlakuan kekasihnya itu, H gelap mata dan melepas sarung yang dipakainya untuk melilit leher NP. Saat itu, berdasarkan keterangan pelaku, NP sempat kejang dan mengeluarkan darah dari telinganya.

Melihat sang kekasih tewas, H panik dan mencoba menenangkan diri agar tidak terlihat tetangga. Ia mengunci pintu kontrakannya itu sampai dengan rencananya melarikan diri itu berjalan mulus.

Pada Sabtu (28/3/2020) pukul 05.00 WiB, pelaku melarikan diri ke kampung halamannya Empat Lawang, Sumatra Selatan. Sebelum beranjak pergi, pelaku sempat menulis nomor telepom keluarga NP pada secarik kertas.

“Pelaku itu sempat menulis nomor telepon keluarga korban, dengan dalih agar dapat bisa dihubungi keluarga bagi orang yang menemukan NP tewas,” ungkap Erna.

Pelaku Ditangkap Tanpa Perlawanan

Hasil penyeldikan, penyidik akhirnya mengetahui keberadaan pelaku usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kemudian, petugas bergegas ke Empat Lawang dengan berkoordinasi dengan kepolisian setempat.

“Pelaku kami tangkap dirumahnya tanpa perlawanan, dan pasrah saja ditangkap, keluarganya juga mengantar ke polres,” kata Erna.

Saat ditangkap, H juga telah mengakui seluruh perbuatannya yang nekat membunuh kekasihnya itu karena sakit hati dengan perlakuannya.

Adapun barang bukti yang diamankan pakaian korban yang terdapat bercak darah, pakaian tersangka yang terdapat bercak darah dan buku tulis isi curhatan korban. Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Kini, tersangka meringkuk di Polsek Bantargebang.

(FIR)

  • Bagikan