Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmad Ustuchri meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bekasi untuk memasukan guru honorer dan guru ngaji dimasukan skema Savety Net atau penerima bantuan Covid-19. Sebab, mereka masuk berpenghasilan harian.
Menurutnya, guru honorer dan guru ngaji tak berbeda jauh seperti pedagang keliling, ojek online yang mengandalkan pendapatan harian. Covid-19 demikian juga berdampak kepada mereka hingga harus mengehentikan sementara aktivitas belajar mengajar.
Meskipun pemerintah sudah mencanangkan kegiatan belajar online (home learning), tetapi, kata Ustuchri, guru-guru honorer ini masih mengandalkan masukan harian. Misalnya lewat les, pelajaran tambahan atau mengajar di beberapa sekolah.
“Nah ini saya kira segmen yang harus diperhatikan termasuk guru-guru ngaji, yang di pelosok, di Majelis Taklim, di langgar-langgar, mengingat jasa mereka besar mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menguatkan bangunan kebatinan dan juga ruhani masyarakat kita. dua segmen ini saya harap juga jadi perhatian pemerintah,” kata Ustuchri, Jumat (10/4/2020).
Seperti diketahui, di tengah persebaran covid19 yang semakin mengkhawatirkan di tanah air, pemerintah pusat, provinsi dan daerah sudah menyalurkan berbagai macam kebijakan savety net. Bantuan PKH, sembako, Bantuan sosial dari Kementerian Sosial juga bantuan Sosial Gubernur.
“Kita juga berharap nanti akan dialokasikan anggaran dari kota Bekasi, semoga ini tepat sasaran, datanya valid dan dialokasikan kepada mereka yang benar-benar terdampak,” imbuhnya.
Oleh karena itu Ushtuchri mendorong Pemkot me-refoccusing dan merealokasi anggaran untuk mereka yang terdampak termasuk di antaranya bagi guru honorer dan guru ngaji.
(FIR)