Tak Ada Destinasi Wisata, Staycation Belum Jadi Tren di Bekasi

Ilustrasi staycation
Ilustrasi staycation

Staycation rupanya belum menjadi tren di Kota Bekasi. Padahal sejak pandemi Covid-19 tren liburan jarak dekat dengan bujet terbatas ini, biasanya dilakukan dengan cara menginap di hotel-hotel yang terletak tak jauh dari rumah.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi Abdul Rosyad Irwan mengatakan staycation di Kota Bekasi belum menjadi tren seperti yang terjadi di daerah lainnya.

“Tidak, masih belum banyak masyarakat Bekasi yang tidak melakukan itu (staycation),” kata Yan, begitu hangat disapa, Kamis (29/4/2021).

Faktornya ialah Kota Bekasi tidak mempunyai destinasi wisata yang menyebabkan tren staycatio tak membudaya di masyarakat.

“Di Kota Bekasi kan enggak punya destinasi wisata. Kalau kita misalnya ada laut atau gunung, mungkin ya seminggu sekali atau 2 kali lah mereka tamu datang. Kalau kita kan enggak,” ucapnya.

Tak membudayanya staycation terlihat dari tingkat okupansi hotel-hotel saat masa pandemi lalu.

Yan mengatakan tingkat keterisian hotel hanya berkisar 25 persen saja.

Ia pun pesimis tingkat okupansinya bakal merangkak naik, meski pemerintah telah melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman.

“Occupancy rate hotel itu, average-nya di Kota Bekasi itu cuma 25 persen. Apalagi nanti libur lebaran, mungkin orang-orang lebih cenderung memilih istirahat di rumah,” pungkasnya.

(MYA)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *