Kasus kematian yang menimpa seorang mahasiswa dari Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, meninggalkan kejanggalan.
Korban berinisial MATH, mahasiswa semester I di kampus tersebut mengalami pendarahan pada bagian telinga, mulut dan hidung.
Hal ini bertolakbelakang dengan keterangan perwakilan Unisma Bekasi usai mengantar jenazah korban ke rumah duka di Kampung 200, Jalan Kemakmuran, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Sabtu (29/12/2024) dini hari.
“Penjelasannya seperti ada yang ditutupi, mereka (perwakilan kampus) hanya bilang bahwa almarhum sakit. Tapi ketika jenazah tiba di rumah duka, ada darah yang keluar dari mulut, telinga dan hidung almarhum,” kata sepupu korban berinisial R kepada gobekasi.id, Minggu (29/12/2024).
R menyampaikan jika korban bersama dengan teman mahasiswanya menjalani tugas untuk melaksanakan pendidikan dan latihan dasar (Diklatsar) Mapala yang dijadwalkan pada 23-29 Desember 2024.
“Almarhum dalam kondisi sehat, karena keluarga juga sudah menyetujui kegiatan tersebut dari kampus. Almarhum (kata perwakilan kampus) mengeluh sakit (di kegiatan Diklatsar) dan terlihat tiduran di jalur (pendakian), lalu di beri roti dan minum oleh pihak UKM lalu dilanjutkan jalan lagi,” ujarnya.
Kecurigaan keluarga korban diperkuat ketika perwakilan kampus saat mengantarkan jenazah tidak dengan pendampingan oleh aparat kepolisian.
“Tidak ada dari pihak kepolisian (saat mengantar jenazah), karena menurut keterangan pihak UKM mereak tidak melapor ke polsek,” ungkap R.
Keluarga korban yang merasa ada kejanggalan dengan fakta yang ada lalu melaporkan insiden itu ke Polres Metro Bekasi Kota.
“Kita sudah melapor dan membawa semua yang datang (mengantar jenzah) ke rumah duka ke Polres Metro Bekasi Kota, tetapi LP (Laporan) karena orang tua dari almarhum tidak bersedia untuk dilakukan otopsi,” ujar R.
Meski demikian, pihak keluarga mendesak agar pihak kampus memberikan keterangan secara terbuka tanpa ada yang ditutupi.
“Kita pihak keluarga hanya menuntut penjelasan perihal kematian dari almarhum. Pihak keluarga kasihan kepada almarhum kalau untuk di otopsi, karena tau kalau otopsi membutuhkan waktu yang lumayan lama,” imbunya.
Untuk diketahu, jenazah MATH telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/12/2024).
Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (Diklatsar) Mapala di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jumat (27/12/2024) pukul 17.30 WIB.
Korban yang menjadi peserta Diklatsar bersama lima peserta lain, dipandu oleh 10 panitia Mapala senior. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak panitia mengenai kejadian tersebut.
Kepala Kepolisian Sektor Tegalwaru, Iptu Atta, menyatakan bahwa pihaknya tidak menerima pemberitahuan terkait kegiatan tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh Asper BKPH Pangkalan Perhutani, Karyana, yang menyebutkan bahwa kegiatan Mapala Unisma tidak dilaporkan kepada mereka.
Kabar tewasnya mahasiswa diterima dari anggota Sanggabuana Wildlife Ranger, Komarudin dan Debby Sugiri, yang sedang melakukan penelitian bersama mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Kami mendapat laporan ada mahasiswa yang tidak sadarkan diri saat mengikuti Diklatsar. Saat tiba di lokasi, korban ditemukan terlentang dan ditutupi jas hujan. Setelah dicek, korban sudah tidak bernapas dan detak jantungnya terhenti,” ujar Komarudin, Sabtu (28/12/2024).
Korban ditemukan di jalur pendakian dengan ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tim Sanggabuana Wildlife Ranger bersama mahasiswa IPB segera mengevakuasi korban setelah berkoordinasi dengan panitia Diklatsar.
“Medannya berupa lereng gunung yang miring, dengan korban terganjal akar pohon. Setelah senior panitia tiba, kami mengevakuasi korban ke kampung terdekat,” lanjut Komarudin.
Dari informasi yang dihimpun, korban sempat meracau sebelum akhirnya pingsan dan ditemukan meninggal dunia. Di lokasi kejadian, terdapat tiga panitia Diklatsar, sementara tujuh lainnya berada di bawah gunung.
Unisma diketahui memiliki basecamp di Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, yang berdekatan dengan Gunung Sanggabuana.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak kampus atau panitia terkait insiden ini. Aparat kepolisian dan pihak terkait diharapkan segera melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Ikuti Kami di GOOGLE NEWS
Simak berita seputar Bekasi di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Gobekasi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VarakafA2pLDBBYbP32t. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.